● setiap mau update cerita, wattpad loadingnya lama bingit ... ada apakah dengan wattpad???🤔🤔🤔
*******
Sekembalinya Sakha ke kantor, ia sudah dihadang oleh Raga di depan pintu kamar kerjanya. Raga menyilangkan tangan di depan dada, aura bermusuhan di tubuhnya terlihat jelas.
"Elu ketemu sama Kikan?"
"Kok lu bisa tahu?"
"Gue punya sumber orang dalam."
"Lukman?" Sakha menyebutkan nama asistennya yang memang tadi ikut dengannya untuk bertemu klien penting. Hanya saja ketika ia berbicara dengan Kikan, Lukman ia suruh menunggu di mobil. Mungkin saat itulah Lukman menelpon Raga. Bagaimana Sakha bisa lupa kalau Lukman itu mantan teman SMA Raga, yang memang dipekerjakan sebagai asistennya. Jadi selama ini Lukman yang suka memata-matainya untuk Raga. Bagus sekali.
"Bukan, tapi Rizal."
"Oh, shit." Rizal, mantan teman SMA Raga juga yang bekerja di rumah makan itu. Sebagai pelayan, apalagi? Tidak disangka Raga masih bergaul dengan orang-orang rendahan kayak gitu? Bagaimana Sakha bisa mengenal Rizal? Tentu saja karena ia pernah terlibat konfrontasi dengan teman Raga yang berandalan itu gara-gara membela Raga. Hubungan pertemanan mereka solid juga ternyata.
"Terus kenapa kalau gue ketemu Kikan dan ngobrol sama dia? Nggak ada urusannya dengan lu kan?"
"Gue bilang sama elu, Sak. Kikan mantan gue, lu jangan coba-coba deketin dia. Elu itu menjijikkan tahu gak? Ngedeketin mantan pacar adik sendiri? Cuma elu satu-satunya orang yang ngelakuin hal menjijikkan itu di dunia ini."
"Gue gak merasa itu hal yang menjijikkan. Kalau Kikan gak keberatan, kenapa harus elu yang merasa keberatan?"
"Karena dia mantan gue, Sak! Elu bisa macarin dan ngejar cewek mana saja asalkan jangan Kikan! Gue aja gak pernah kepengin ngejar dan macarin mantan-mantan lu!"
"Kalau lu mau, gue gak keberatan kok. Silakan aja. Lagian kenapa elu jadi ngelarang gue buat ngejar Kikan? Elu takut? Takut kalo Kikan bakalan jadi kakak ipar lu terus elu gak bisa ngelupain dia gitu? Jangan khawatir, meski nanti Kikan bakal jadi kakak ipar lu. Gue bakal bikin Kikan ngelupain cintanya sama elu. Soal pengalaman sama cewek, gue jauh lebih ahli dari elu yang cuma pengalaman sama dua cewek. Hal yang mudah bikin Kikan bucin sama gue."
"Sombong, Kikan bukan model cewek yang biasa elu pacarin. Dia jauh lebih baik dan berkelas dari mantan-mantan lu sebelumnya."
"Of course, gue tahu itu. Kalo nggak ngapain gue capek-capek ngejar Kikan?" Ucap Sakha santai. "Oh, ya. Kayaknya selain gue, saingan lu bertambah satu. Elu pasti tahu kalau tadi Kikan makan siang dengan seorang cowok kan? Sialnya, itu juga saingan gue juga."
Raga terdiam mendengar kata-kata Sakha. Tentu saja Raga juga tahu kalau tadi Kikan pergi makan siang dengan Deo, pria yang ia temui saat resepsi pernikahan Arini. Dan tanpa diduga, Deo ini ternyata keponakan pemilik rumah makan di mana Rizal bekerja.
Kenapa lagi-lagi pria itu? Dan sekarang hubungan mereka bahkan sudah sampai ditahap makan siang bareng? Padahal dulu, jangankan makan siang. Raga datang menemui Kikan di fakultasnya saja, Kikan tidak pernah menggubrisnya. Raga ingat betapa sulitnya mendekati Kikan di awal-awal dulu.
Tapi sekarang kenapa berbeda? Apa karena Deo putra seorang Jendral dan dia sendiri berpangkat Kapten, jadi dengan mudahnya Kikan menerima ajakkan makan siang barengnya? Raga tidak menyangka bila Kikan ternyata materialistis juga. Pangkat Kapten baginya mungkin lebih menyilaukan ketimbang status mahasiswanya dulu. Kenapa baru sekarang Raga tahu?
Kikan sendiri tidak akan pernah tahu pikiran buruk Raga mengenai dirinya, karena ia sudah disibukkan dengan pekerjaannya. Karena Arini masih cuti, jadi pekerjaan di handle Kikan semua meski ia sudah menyerahkan sebagian tugas-tugasnya pada anak buahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menyentuh luka ( Tamat )
General FictionDi saat Kikan sedang berbahagia menyiapkan pesta pernikahannya dengan Raga, ia menerima kenyataan pahit. Mendapati kekasihnya selingkuh dengan mantan pacarnya saat di SMA dulu. Dengan hati hancur berkeping-keping, Kikan membatalkan pernikahan terseb...