LIMABELAS

12.5K 988 36
                                    

Zetta dan kaisar Haven berdiri dipinggir sungai dengan air yang sangat jernih. Zetta tergoda untuk mencelupkan kakinya, ia berjalan perhalan diatas bebatuan kemudian duduk anteng. Sejuk melingkupi kakinya, tanpa sadar ia tersenyum.

Pemandangan disekitar sungai sungguh memanjakan mata, tapi bagi kaisar Haven melihat Zetta tersenyum adalah hal terindah.

Perlahan kaisar mendekati Zetta, "kapan aku bisa meminangmu?" Tanya Kaisar duduk disamping Zetta dengan pandangan tak lepas memandang gadis cantik itu.

Zetta menoleh, netra nya bertubrukan dengan netra abu kaisar. Ia meneguk ludah, dilihat dari jarak sedekat ini pahatan wajah kaisar Haven begitu sempurna, pipi tirus dengan rahang tegas, hidung mancung, serta beberapa helai rambut yang berjatuhan menutupi sebagian dahinya. Perfect!

Tanpa sadar jantung keduanya sama-sama berdebar kencang. Zetta berdehem menghilangkan kecanggungan, ia beralih menatap kaki mulusnya di dalam air. "Saya baru melaksanakan debutante beberapa bulan yang lalu yang mulia, saya juga merasa belum pantas dilamar oleh anda,"

Kaisar akan protes namun dihentikan oleh ucapan Zetta selanjutnya, "saya akan menerima lamaran anda setelah saya berkorban untuk kekaisaran, dengan begitu semua orang tidak akan memandang saya rendah karena bersanding dengan pria hebat seperti anda."

"Kau tidak perlu berkorban apapun, jika mereka tidak menyukaimu aku akan terus menjagamu. Persetan dengan para bangsawan yang akan melakukan pemberontakan, aku hanya ingin kau menjadi pendampingku," lirih kaisar Haven sembari memegang lembut tangan putih Zetta.

"Yang mulia, aku hanyalah seorang putri angkat duke yang tidak memiliki darah murni bangsawan. Akan banyak kekacauan apabila tiba-tiba aku menjadi permaisuri. Mohon mengerti" ucap Zetta sembari mengelus rahang tegas sang kaisar.

Kaisar Haven menghela nafas, ia pasrah ditatap penuh permohonan oleh gadisnya. "Baiklah, tapi berjanjilah kau akan menjadi permaisuriku," Zetta mengangguk mantap dengan senyuman terbit di bibir cerinya.

'Bukan hanya permaisurimu tetapi juga permaisuri mereka' batinnya bersorak.

"Maaf yang mulia" interupsi dari seorang prajurit membuat kaisar Haven mengalihkan pandangannya.

"Ada apa?"

"Pembuatan irigasi akan segera dilakukan, semuanya sudah siap" memang ide dari Zetta untuk mengatasi kekeringan yakni dengan membuat saluran irigasi. Awalnya hal itu mendapatkan pro dan kontra namun setelah Zetta menyampaikan dengan penuh kesabaran akhirnya rakyat Slaves dan Shire setuju.

Selama satu minggu penuh Zetta dan Kaisar Haven begitu sibuk, mereka kesana kemari memantau progress pembuatan irigasi tersebut.

"Sayang" panggil kaisar Haven dari arah belakang, kebetulan Zetta sedang berbincang dengan salah satu prajurit.

"Ada apa yang mulia?" Tanya Zetta dengan tatapan polos, Kaisar menggelengkan kepala tatapan itu sungguh membuatnya bergairah.

"Maaf sepertinya aku akan pulang sementara ke istana, ada hal mendesak yang harus aku selesaikan," Zetta mengangguk paham, "pergilah yang mulia hati-hati dijalan."

"Kau berhati-hatilah, aku menempatakn 10 prajurit untuk selalu mengawalmu kemanapun kau pergi,"

"Ti-tidak..."

"Jangan membantah ini demi kebaikanmu," akhirnya Zetta mengangguk pasrah. Melihat hal itu kaisar Haven tersenyum tipis, "kalau begitu aku pergi dulu" ujarnya kemudian mengecup dahi Zetta dan berlalu menaiki kudanya dengan gagah.

Beberapa warga yang melihat hal itu terbelalak, rumor bahwa kaisar bucin terhadap putri duke ternyata benar. Para gadis yang ikut menyaksikan interaksi itu hanya mampu menggigit jari.

I'M THE EMPRESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang