DUAPULUHENAM

7.8K 601 195
                                    

"Masih bisa bertahan kau rupanya" king berdecih sinis melihat wanita itu tergeletak pasrah dengan keadaan telanjang.

"King tolo-nghh hentikanh saya tidak tahan, ampuni sayahh" wanita itu merangkak, mencoba mendekati king bermaksud mencium sepatu mengkilatnya. Dalam kelompok mereka, siapapun yang memohon ampunan king maka wajib mencium sepatu pria itu. Itulah yang dilakukan wanita itu.

"Jauhkan tanganmu itu sialan!" Sentaknya sembari menodongkan belati yang sudah berlumuran darah.

King memang kejam, ia menusukkan belati kedalam kewanitaan wanita itu. Darah berceceran dimana-mana bahkan menyiprat ke sepatu yang ia pakai.

Wanita itu, Elina. Menangis terisak dibawah kaki sang pimpinan sihir hitam, beribu penyesalan ia rasakan karena mencoba menyingkirkan Zetta yang bahkan telah bersikap baik kepadanya. Kini ia hanya bisa menangis, menahan sakit ditubuhnya terlebih dikewanitaannya. Andaikan ia tidak terjerumus dalam iri dan dengki, andaikan ia lebih bersyukur, andaikan... andaikan... andaikan... banyak andaikan yang begitu ia sesali. 

"Hikss saya.. menyesal telah menjadi pengikut an-anda kingh" ucap Elina terengah-engah.

"Aku juga menyesal telah mempercayaimu, tapi kau menyakiti gadisku, sialan!" Lengan kekar pria itu mencengkram erat rahang Elina.

"S-sakithh" lirihnya dengan deraian air mata. Ia merasa nyawanya sudah diujung tanduk. Tiba-tiba muncul sekelebat bayang-bayang wajah ibu dan ayahnya yang tersenyum tulus. Bagaimana mereka memanjakannya, menjaganya, menyayanginya. Elina tersenyum tipis, ia akan mengingat kedua orang tuanya sampai kapanpun. Dalam hatinya berucap ribuan maaf kepada mereka karena telah menjadi anak yang mengerikan.

"Membusuklah di neraka Lady Elina, kau sangat mengecewakan keluargamu. Matilah dengan penyesalan!" Krek... king tidak main-main, ia benar-benar mematahkan rahang wanita itu. Elina menghembuskan nafas terakhirnya dengan keadaan mulut menganga dan mata melotot.

Sebelum pergi, king meraba dada gadis itu. Bukan bermaksud apa-apa, ia akan mencabut jantung Elina dari tubuhnya. King melakukan itu untuk berjaga-jaga, takut suatu saat nanti ia tidak sengaja membangunkan jiwa Elina. Kalian tidak lupa kan bahwa Elina juga penganut sihir hitam?

Bagi penganut sihir hitam tingkat menengah maka cara membunuhnya adalah dengan mengambil jantung dari tubuhnya. Sedangkan untuk penganut sihir hitam dasar cukup dengan menjadikannya abu. Dengan hal itu, penganut sihir hitam tidak akan bisa dibangkitkan kembali oleh king (sang pemimpin).

"Merepotkan, aku sungguh merindukan gadisku" ucap king sembari tersenyum menatap jantung di telapak tangannya.

*****

Duke Omeron memeluk erat putrinya, Anna. Semalaman ia begitu tak tenang karena putrinya dikabarkan akan menerima hukuman penggal.

"Hikss ayah" isak Anna dipelukan ayahnya.

"Iya sayang, ini ayah. Ayah tahu kau putri yang baik" ucapnya sembari terus mengusap surai Anna.

"Yang mulia Kaisar Haven, terima kasih atas kebaikan anda. Semoga anda selalu diberi kebahagiaan." Kaisar Haven hanya mengangguk, ia juga sedikit terharu melihat interaksi ayah dan anak itu.

"Berterima kasih jugalah kepada Lady Zetta putri Duke Roland. Ia memiliki bukti yang kuat jika Lady Anna tidak bersalah," Duke Omeron mengalihkan tatapannya pada Zetta, ia tersenyum tipis "terima kasih Lady Zetta,"

"Tidak usah berterima kasih, saya juga merasa bersalah karena telah menempatkan Lady Anna dalam situasi yang tidak mengenakan," ucapnya tersenyum tipis.

Rasanya Anna ingin mencakar wajah pencitraan gadis itu. Namun ia mencoba mengatur mimik wajahnya. "Tidak apa-apa Lady, saya juga sangat bersalah karena sudah memaki anda hikss" Anna tiba-tiba terisak dan memeluk Zetta.

"Maafkan saya hikss" dibelakang Zetta, Anna mengepalkan tangannya. Ia sungguh benci dengan gadis yang sedang dipeluknya.

Lady Kayla yang turut menyaksikan hal itu, tiba-tiba berucap, "syukurlah Lady, Anda tidak apa-apa, saya begitu khawatir. Terlebih anda dihukum karena  dituduh sebagai dalang yang mencelakai saya hikss. Maafkan saya lady hikss"

"Emm tidak apa-apa Lady Kayla, saya cukup senang jika anda sudah sehat" Anna tersenyum tipis, ia kesal dengan Kayla yang mencari perhatian, terlebih air mata buaya nya yang begitu memuakkan. Tidak sadarkah kau sendiri begitu Lady Anna?

"Iyaa hiks.. saya sungguh tak menyangka bahwa terlukanya saya membuat kegaduhan di acara kemarin. Saya berterima kasih kepada para kaisar telah menyembuhkan saya hikss" ucapnya dengan masih tersedu-sedu.

Kaisar Haven dan Kaisar Lazarus hanya merespon dengan anggukan. Rasanya begitu pengang mendengar tangisan gadis bergelar baron itu. Terlebih ucapannya yang terlampau percaya diri. Apabila Zetta tidak terluka sudah dipastikan tidak akan ada yang perduli dengan gadis itu.

Merasa keberadaannya diabaikan, Kayla pamit pergi. Ia begitu kesal melihat wajah sombong Zetta dan Anna.

"Sebagai tanda permohonan maaf, Lady Anna akan diberi kebebasan memasuki istana kekaisaran Haven." Zetta mengernyit, rasanya kemarin tidak ada percakapan seperti itu.

"Terima kasih yang mulia, terima kasih atas kebaikan anda hikss" Anna sesegukan, ia merasa keberuntungan sedang berpihak padanya. Mendengar itu, Kaisar Haven mengangguk kemudian pamit pergi meninggalkan Kaisar Lazarus, Zetta, Anna, dan Duke Omeron.

Sebetulnya Kaisar Haven juga kaget dengan ucapannya sendiri, kenapa ia merasa tidak tega melihat Anna menangis tersedu-sedu. Ia juga merasa bahwa Anna pantas memiliki akses keluar masuk istananya. 'Ada apa denganku?' Batinnya bertanya-tanya.

Entah kenapa ia juga melupakan Zetta yang biasanya selalu ia kecup terlebih dahulu. Selama berjalan, pria itu terus menggelengkan kepalanya. Mencoba mengusir gadis yang berusaha masuk kedalam pikirannya.

"Kalau begitu ayo kita kembali nak," sebetulnya Anna ingin membantah karena melihat Kaisar Lazarus masih berada di istana kekaisaran Haven. Namun hal itu ia urungkan, sebaiknya ia mengatur rencana yang lebih matang. Ia juga harus pintar membangun citra polos dan baik hatinya.

Melihat anggukan putrinya, Duke Omeron berpamitan, "Kami pamit yang mulia, Lady Zetta" yang dibalas anggukan oleh mereka berdua.

Setelah mereka pergi, Kaisar Lazarus mengambil tangan Zetta kemudian membawanya untuk ia kecup, "bagaimana jika kita lanjutkan yang kemarin?" Tanyanya sambil tersenyum nakal.

"YANG MULIA!"

See you in the next chapter

Spam next biar nanti malem aku double up➡️

I'M THE EMPRESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang