Di ruangan gelap, seorang wanita tergeletak tak sadarkan diri, guratan merah tercetak jelas di leher jenjangnya bekas cekikan.
"Eunghh" lenguh wanita itu, matanya memindai sudut ruangan. Hanya terdapat satu obor di ruangan itu sehingga cahaya yang terpancar hanya remang-remang.
"Kenapa aku ada disini?" Ia mencoba mengingat-ngingat apa yang terjadi sebelum ia sadarkan diri di tempat ini. Seketika matanya membelalak, ia berteriak histeris,
"KING TOLONG SAYA!!! KELUARKAN SAYA HIKSSS!!" Wanita itu meronta-meronta karena kakinya terbelenggu sebuah rantai. Gaun satin yang dipakainya telah kotor, begitupun penampilannya yang sudah memprihatinkan. Dengan sekuat tenaga ia mencoba membuka rantai dikakinya, namun nihil tangannya malah terluka.
"AMPUNI SAYA KING HIKSS TOLONG" teriaknya.
"Berisik!" Tegas king, ia menghampiri wanita yang sedang menangis terisak, senyum smirk terpatri di bibirnya.
"Aku tidak semudah itu untuk membiarkan penghianat sepertimu tetap hidup" tenangnya, sesekali ia menghisap cerutu yang terselip di jarinya, asapnya ia hembuskan tepat diwajah wanita itu hingga membuatnya terbatuk.
"Terlebih... yang kau celakai adalah gadisku," wanita itu gemetar, ia tidak menyangka menyingkirkan seorang gadis saja sangat sulit.
"Ampun king saya tidak sengaja, saya juga tidak tahu kalau lady Zetta terkena efek sihir itu hikss mohon ampuni saya, saya pengikut setia anda,"
King menimbang-nimbang ucapannya, "baiklah aku akan melepaskanmu, tapi.... puaskan aku dulu."
Wanita itu mendongak, ia tersenyum cerah. Ia merasa keberuntungan sedang berpihak padanya.
"Eunghhh baiklahh king, a-aku akan memuaskan andaa" ucapnya sembari mendayu, jari lentiknya aktif menyusuri lengan berotot king.
"Ayo kita mulai" King menarik gadis itu dengan rantai yang masih erat mengikat kakinya.
******
Istana saat ini sedang mengadakan pesta mewah. Perburuan memang selalu ditutup dengan acara pesta, sebagai hiburan bagi para peserta karena sudah berjuang.
Disebuah meja, Zetta terdiam dengan segelas anggur ditangannya. Pikirannya menerawang ketika bertemu dengan sosok king, pemimpin sihir hitam.
"Siapa dia?" Batinnya bertanya-tanya. Zetta tersentak ketika seseorang menepuk bahunya pelan, ia menoleh ke belakang dan mendapati wajah Kaisar Lazarus yang tersenyum cerah.
"Kenapa sendiri?" Tanyanya, sambil mencuri kecupan dipipi putih gadis itu.
"Hanya ingin" jawabnya singkat, Kaisar Lazarus mengangguk paham, gadisnya memang tidak terlalu menyukai pesta, tidak seperti gadis bangsawan lain yang senang bergosip dan penjilat.
"Baiklah kalau begitu, aku akan menemanimu" mau tak mau Zetta mengangguk. Sebetulnya ia agak risih harus duduk berdua bersama Kaisar Lazarus, rasanya semua mata memandangnya terutama para gadis bangsawan yang memandangnya penuh permusuhan.
"Yang mulia, aku ingin membicarakan hal serius dengan anda" ucap Zetta.
Kaisar Lazarus menatap lamat wajah gadis pujaannya yang balik ditatap oleh sang empu.
"Emmm baiklah, dimana kita akan membicarakannya?" Zetta berpikir, percakapan ini sangat penting sehingga tidak boleh ada yang mengetahuinya.
"Di kamarku" uhukkk... Kaisar Lazarus terbatuk, wajahnya memerah.
"A-apa kau yakin?" Zetta mengangguk cepat, lain halnya dengan Zetta, Kaisar Lazarus malah memikirkan berbagai gaya akan ia lakukan dengan Zetta.
"Tolong jangan berpikir macam-macam yang mulia" seakan tahu pemikiran mesum sang kaisar, Zetta dengan cepat berucap demikian, membuat khayalan kaisar langsung hancur lebur.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M THE EMPRESS
FantasyPerlahan mata bermanik amber itu mengerjap. Pandangannya berpendar pada ruangan bernuansa kuno, sangat berbeda dengan ruangan yang biasa ia lihat. "SELAMAT DATANG DI KEHIDUPAN KEDUAMU, LAKUKAN APA YANG KAU MAU DANJADILAH NOMOR SATU" Gadis itu terdi...