DELAPANBELAS

9.9K 841 37
                                    

Zetta memenuhi undangan kaisar Haven untuk datang ke istana. Ia melangkah dengan tergesa ke ruang kerja kaisar Haven, entah kenapa kaisar mengatakan ada hal yang sangat penting yang tidak bisa ditunda.

"Sayang, masuklah" Zetta berdiri di depan kaisar Haven setelah memberikan hormat ala bangsawan. Kaisar yang merasa Zetta terlalu formal padanya menarik lengan gadis itu dan menjatuhkan tubuhnya pada pangkuan sang kaisar.

"Kenapa kau terus bersikap formal padaku hmm?" Tanya kaisar sembari mengelus surai Zetta, sesekali ia juga mengecup dahinya.

"Bukankah etikanya memang seperti itu yang mulia, saya hanya-" kaisar menempelkan jarinya pada bibir ceri Zetta, ia menggeleng pelan.

"Jangan terlalu formal, kumohon" ucapnya dengan memelas, sudut bibir Zetta berkedut ingin tersenyum namun sebisa mungkin ia tahan.

"Baiklah sa-aku akan mencobanya yang mulia" kaisar Haven tersenyum cerah ia memeluk erat pinggang ramping Zetta.

"Sebenarnya kenapa yang mulia memanggilku kemari dan mengatakan ada hal penting yang harus diselesaikan?" Tanya Zetta membuka percakapan.

Pipi kaisar Haven sedikit merona, namun ia pandai menyembunyikan ekspresinya.

"Ya memang ini hal penting dan harus diselesaikan" ucap kaisar Haven, Zetta terdiam menunggu kelanjutan ucapan sang kaisar.

"Aku merindukanmu... itu masalahnya"

Zetta ingin sekali menggeplak kepala kaisar, ia pikir masalahnya serius misalnya tentang penganut sihir hitam. Tapi ia salah besar.

"Aku kira masalahnya sangat serius" reaksi yang ditunjukkan Zetta diluar ekspektasi kaisar Haven, membuat pria itu merenggut kesal.

"Ini sangat serius bagiku sayang" Zetta menghela nafas. Tatapan mereka beradu, kaisar Haven memiringkan wajahnya kemudian memberikan kecupan tepat pada bibir gadis itu. Merasa belum puas, ia mendesakkan lidahnya agar beradu dengan lidah lembut Zetta. Kaisar mengerang sedangkan Zetta melenguh. Keduanya hanyut dalam ciuman panas dan dalam hingga tak menyadari tangan kanan sang kaisar menyaksikan adegan tidak senonoh tersebut.

"Maaf mengganggu yang mulia" suara seorang pria mengalihkan atensi kaisar Haven dan Zetta. Zetta yang merasa malu menyembunyikan wajahnya pada dada bidang sang kaisar.

"Kenapa kau menggangguku Ken?!" Ken, tangan kanan sang kaisar, meneguk ludahnya kasar.

"Maaf yang mulia, rapat akan segera dimulai, semua bangsawan telah hadir di aula,"

Kaisar Haven menggeram kesal, ingatkan ia untuk menghukum Ken karena berani mengganggu waktunya dengan Zetta. Padahal ia sama sekali tidak peduli dengan rapat itu, mau ditunda hingga bulan depan pun ia tidak masalah.

"Suruh mereka untuk menung-" Zetta mengusap bahu kaisar Haven dengan lembut.

"Yang mulia harus datang ke aula, anda harus menunjukkan eksistensi anda sebagai pemimpin yang bertanggungjawab, aku menyukai pria yang bertanggungjawab" bisik Zetta di akhir kalimat.

Kaisar Haven langsung tersenyum cerah, ia akan berusaha menjadi pria yang disukai oleh gadis itu.

"Baiklah, tapi kau ikut denganku" kaisar keluar dari ruang kerjanya sambil menggandeng lengan Zetta.

"Ka-kaisar aku tidak mau" kaisar memandang dalam Zetta kemudian mengecup pipi gadis itu. Prajurit dan pelayan yang berada di belakang mereka merona melihat perlakuan kaisar.

"YANG MULIA ALISTER BAWL HAVEN DAN LADY ZETTA AMBERLYNN ROLAND MEMASUKKI AULA" Dengan masih bergandengan, mereka berdua masuk ke aula. Bisik-bisik para bangsawan pun terdengar. Duke Roland pun cukup terkejut karena kaisar Haven membawa putrinya dalam rapat ini.

I'M THE EMPRESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang