Zetta saat ini sedang menikmati sarapannya di kekaisaran Wright. Ia cukup heran karena Belvina bersikap tenang. Tetapi ia tidak boleh tertipu, gelombang besar tercipta dari air yang tenang.
"Yang mulia.. hari ini aku akan kembali ke kediaman Duke Roland," Mendengar hal itu Kaisar Wright mengernyit tak suka.
"Kenapa kau kembali sayang? Kau baru sebentar menginap disini, apa ada yang membuatmu tidak nyaman?" Setelah bertanya demikian, Kaisar Wright memandang tajam Belvina. Ia yakin gadisnya tak nyaman karena tingkah putri Duke Marvis itu.
Zetta menggeleng pelan, "aku tidak bisa meninggalkan pekerjaan terlalu lama yang mulia," jawab Zetta membuat Kaisar Wright menghela nafas pelan, ia tahu tabiat gadisnya yang rajin dan disiplin, sangat berbeda dengan lady lain yang senang berfoya-foya.
"Baiklah, aku akan mengantarmu sayang," ucap Kaisar Wright yang langsung mendapat penolakan dari gadis itu.
"Tidak yang mulia, Duke Roland sudah mengirim kereta kuda untuk menjemputku,"
"Tapi..."
"Mohon maaf yang mulia, diluar ada kereta kuda Duke Roland yang akan menjemput Lady Zetta," seorang prajurit tiba-tiba datang menghentikan ucapan Kaisar Wright, meskipun marah karena ucapannya terpotong Kaisar Wright hanya menghela nafas.
"Ayo yang mulia," ajak Zetta, mereka segera keluar menghampiri kereta kuda berlambang bunga teratai, khas kediaman Duke Roland.
"Kalian jaga gadisku dengan baik, jika tidak aku akan menebas leher kalian!" Peringat Kaisar Wright, sebetulnya ia ingin sekali mangantarkan gadisnya, namun ia memiliki pekerjaan 'penting'.
"Berhati-hatilah sayang," ucap Kaisar Wright setelah mengecup dahi Zetta kemudian membiarkan gadis itu memasukki kereta kuda.
Zetta melambaikan tangannya, tadinya ia ingin berpamitan dengan Lady Belvina. Namun sayang gadis itu tidak mengantar kepulangan Zetta, sepertinya ia masih berada di ruang makan.
Ditengah perjalanan, Zetta menghentikan kereta kudanya. "Berhenti," ucap Zetta membuat prajurit yang sedang mengantar gadis itu berhenti seketika.
"Ada apa nona?" Tanya salah seorang prajurit, "berhenti disini dan kalian kembalilah," prajurit yang berjumlah 15 orang itu mengangguk kemudian menghilang begitu saja. Perlu kalian ketahui bahwa prajurit itu dari sistem. Zetta menukarkan poinnya untuk meminta prajurit dan kereta kuda agar ia mudah pergi tanpa larangan Kaisar Wright.
Sebetulnya ketika ia bangun tidur ia mendapati surat penyihir agung kekisaran Haven. Pria itu meminta Zetta untuk bertemu di perbatasan kekaisaran Wright dan Haven tepatnya dekat sungai Amo.
Perlu kalian ketahui bahwa letak Kekaisaran Haven berada ditengah-tengah Kekaisaran Wright dan Lazarus, oleh karena itu baik Kaisar Wright ataupun Lazarus lebih sering mengunjungi Kekaisaran Haven.
Zetta menghirup udara sejuk disekitar sungai Amo, terdengar burung-burung berkicau dan hembusan angin yang sedikit menerbangkan rambutnya yang indah tergerai. Sedari tadi penyihir agung memperhatikan Zetta. Jantungnya berdegup kencang hingga tak sadar seulas seyum manis terbit dari bibirnya.
"Keluarlah penyihir agung," ucap Zetta tanpa mengalihkan pandangan dari pohon-pohon di depannya.
Penyihir agung merasa kikuk, ia pikir gadis itu tak menyadari keberadaannya namun ternyata ia salah besar.
"Kenapa anda tidak langsung menghampiri saya? Apa anda sengaja membuat saya menunggu?" Ucap Zetta kemudian mengalihkan tatapannya pada sang penyihir.
Penyihir agung tersentak, ia tenggelam dalam manik amber gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M THE EMPRESS
FantasyPerlahan mata bermanik amber itu mengerjap. Pandangannya berpendar pada ruangan bernuansa kuno, sangat berbeda dengan ruangan yang biasa ia lihat. "SELAMAT DATANG DI KEHIDUPAN KEDUAMU, LAKUKAN APA YANG KAU MAU DANJADILAH NOMOR SATU" Gadis itu terdi...