Langit cerah membentang biru di atas awan menemani dua insan yang sejak dua hari yang lalu sibuk dengan dunia mereka sendiri.
Tidak banyak yang dapat mereka lakukan sebenarnya dengan akses internet yang sengaja ditutup. Namun, kebersamaan mereka lah yang membuat waktu seolah berhenti dan berpusat hanya untuk mereka.
Kejadian kemarin sedikit membuat mereka berjarak. Terutama, Edriel karena tidak ingin melewati batas. Berbeda dengan Kath yang malah sengaja menggodanya dan mencuri kecupan disetiap kesempatan jika perempuan itu berada di dekatnya.
Kath hari ini menyusun belanjaan yang baru saja ia beli di salah satu minimarket terdekat. Sedangkan Edriel hanya fokus mengamati perempuan itu yang tampak cantik dengan gaun biru miliknya. Walaupun, ia akui Kath selalu menakjubkan disetiap kesempatan.
"Birru,"
"Iya?." Edriel menyahut cepat, melihat Kath yang kesusahan dan membantu nya untuk meletakkan kaleng sardines di counter paling atas.
"Lo pake perfumes gue ya?" seru Kath tiba-tiba.
"Eh—"
Edriel tersentak dengan kepala Kath yang mengadah kearah nya dan sedikit mengendus pakaian nya. Hampir saja kaleng sardines jatuh karena gerakkan tiba-tiba yang diberikan oleh Kath.
"Sorry, gue minta sedikit tadi pas lo pergi belanja." balas Edriel kikuk dan menarik dirinya menjauh. Namun, perempuan itu menarik kerah bajunya dan kembali mengendus pakaian nya, mengarah ke leher miliknya.
Seluruh gravitasi yang ada di sekeliling Edriel seketika berhenti karena dirinya seperti ingin terbang. Dengan degup jantungnya yang berdebar dua kali lebih keras. Mana kala, Kath mendongak dan tersenyum manis kearah nya.
"Vanilla suits you." bisik Kath pelan, berjinjit sedikit mengecup pipi Edriel yang membeku ditempatnya.
"Ai..." balas Edriel merengek, mengetahui jika Kath melakukan nya dengan sengaja untuk memancing dirinya.
Kath tertawa puas melihat ekspresi sedih yang diberikan oleh Edriel. "Cupu banget cuma di cium—"
Belum sempat Kath menyelesaikan kalimatnya, Edriel lebih dulu menunduk lalu memiringkan wajahnya. Dengan kedua tangan besarnya, ia merengkuh wajah Kath untuk menariknya lebih dekat.
Sepertinya Edriel memutuskan untuk memberi perempuan itu sedikit pelajaran. Agar dapat menghargai dirinya yang kesulitan menahan semua nya sendirian.
Satu kecupan Edriel daratkan di bibir perempuan itu. Bukan nya menghindar, tanpa diduga Kath pun langsung melingkarkan lengan nya di leher Edriel dengan sedikit berjinjit.
Kath membuka mulutnya membiarkan Edriel memimpin dengan tangan lelaki itu yang sudah berpindah kebelakang punggungnya mencari sesuatu disana.
Mereka berdua tahu jika semua ini tidaklah benar. Namun, keduanya tidak ada yang ingin menghentikan ini semua, dilihat dari jemari Edriel yang semakin jauh menyentuh tubuh Kath yang sudah seperti jelly dihadapan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bluesy
FanfictionKath tidak pernah menyukai warna karena dia selalu merasa gelap di tempat terang sekalipun. Namun siapa sangka, Semesta mempertemukan dirinya dengan Birru. Seseorang yang nama nya saja sudah sangat bewarna. Birru, menjadi satu-satu nya warna dan ses...