Berusaha berjalan ketika seluruh mu tak utuh lagi merupakan hal yang paling melelahkan untuk Kath lalui. Namun, dirinya beruntung karena mempunyai Naje disisi nya. Lelaki itu dengan sabar menuntun Kath, ketika dirinya bahkan tak mampu untuk menapak.
Sungguh dengan adanya kehadiran Naje dan teman-teman Kath yang lain, membuat Kath masih sedikit percaya akan kebaikan-kebaikan Tuhan untuk dirinya.
Setelah pertemuan nya dengan Edriel kemarin, ketenangan yang hening kembali Kath rasakan setelah sekian lama. Sebab, entah kenapa memaafkan lelaki itu dapat meringankan beban di dada Kath selama ini.
Makanya, hari ini Kath sengaja mengumpulkan teman-teman nya untuk merayakan ulang tahun lelaki itu di kontrakkan Hazza. Sebagai bentuk terima kasih dan apresiasi untuk dirinya dan Edriel karena sudah bertahan sampai sejauh ini, walaupun mereka terlambat beberapa hari.
"Gue nggak bisa niup balon," seru Gaia menyerah, setelah balon yang ia tiup tidak kunjung membesar karena dirinya sudah takut duluan.
"Lo mah semuanya kagak bisa," Hazza menambahkan julid. "Yang lo bisa mah cuma ngabisin duit Papi aja."
Gaia menoleh ke Hazza, menatapnya dengan kesal."Ya nggak apa-apa, daripada duit Bapak lo yang gue abisin."
"Tapi jujur, Bapak Hazza emang lebih ganteng daripada anaknya. Cocok banget kita jadiin Bapak Gula" Isha menyahut.
"Bapak gula pala lo meledak, lagian masih gantengan gue kelesss??????"
"Nggak." Isha menggeleng. "Lo itu produk percobaan, anak pertama. Makanya muka lo termasuk produk eject, karena mungkin Bokap lo belom jago main nya"
"ISHA KNTOL."
Juna dan Raya yang fokus menghias dinding pun langsung melempar double tape mereka ke arah Hazza.
Satu ruangan tidak akan pernah tentram jika terdapat Isha dan Hazza disana. Karena, dua makhluk itu akan terus mengoceh sesuka hati tanpa filter dan rem di mulut mereka.
"Kotor banget mulut lo, anjing." seru Juna menghardik.
"ISHA YANG SALAH?????"
"Ya terus, lo nggak terima Bapak lo ganteng?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bluesy
FanfictionKath tidak pernah menyukai warna karena dia selalu merasa gelap di tempat terang sekalipun. Namun siapa sangka, Semesta mempertemukan dirinya dengan Birru. Seseorang yang nama nya saja sudah sangat bewarna. Birru, menjadi satu-satu nya warna dan ses...