bluesy part eighteen

1.7K 214 12
                                    

Selama ini Kath selalu bertanya-tanya, kepada Tuhan, kepada takdir dan kepada Edriel Birru atas rasa sakit tiada henti yang mereka berikan untuk dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selama ini Kath selalu bertanya-tanya, kepada Tuhan, kepada takdir dan kepada Edriel Birru atas rasa sakit tiada henti yang mereka berikan untuk dirinya.

Setelah mendengar cerita panjang Kaluna, Kath sedikit tertegun karena menyadari jika dirinya tidak sendirian yang gagal dan tidak punya kuasa atas hidup ini.

Edriel Birru, yang selama ini selalu menjadi tokoh jahat yang berperan dalam hidup Kath ternyata mempunyai luka yang berusaha ia sembunyikan dengan rapat.

Hari itu, dibawah deras nya rintik hujan. Edriel datang kepada Kath setelah ratusan hari selalu menolak kehadiran nya.

Tak banyak kata yang terucap dari bibir Edriel kala itu, selain jutaan kata maaf yang tak henti ia sebutkan, dan sebaris kalimat singkat yang mampu menghancurkan setitik harapan yang Kath miliki.

Aku pamit ya Ayya...mamiku butuh aku...

Sejak saat itu, Kath tertatih untuk belajar mengikhlaskan, agar setidaknya Kath dapat kembali melanjutkan hidup walau sendirian, dan menjadi terbiasa untuk ditinggalkan.

Karena, menangis pun tidak lagi dapat meluapkan seluruh kesedihan yang hampir membuat Kath tenggelam. Mau tidak mau, dengan sisa kehancuran nya Kath mencoba untuk belajar ikhlas, agar dirinya tidak ikut hanyut dan berakhir kehilangan dirinya seutuhnya.

"Ayya..."

Kath menoleh, mendapati Edriel yang menarik kursi di hadapan nya. Hari ini Kath sengaja mengajak Edriel untuk bertemu. Walaupun Kath sempat khawatir dan berfikir untuk menahan semua nya sendirian.

Namun, rasa takut Kath lebih besar jika harus kehilangan lelaki itu, untuk yang kedua kali. Apalagi, setelah mengetahui jika Edriel hanya berusaha menjadi anak berbakti, bukan menjadi orang jahat untuk dirinya.

"Gimana keadaan, Mami?" Kath bertanya, mencoba memecah keheningan.

"Better than before," balas Edriel dengan senyuman diwajah nya. "Kamu udah pesen?"

Kath mengangguk. "Gue juga udah pesenin lo. Fried platter, sama greentea latte, or lo mau nambah apa gitu? atau ganti menukarena mungkin lo nggak suka gorengan sama greentea lagi."

Tawa Edriel pecah, "Don't worry, masih sama kok."

"Kok ketawa... emang apa yang lucu?" tanya Kath khawatir, melihat Edriel yang tiba-tiba tertawa.

"Kamu yang lucu, jadi kaku gitu."

"..."

"Tuhhh," Edriel kembali tertawa, mengejek wajah Kath yang merah padam. "Ituuu, muka kamu lucu kayak kepiting rebus."

"Nyebelin banget." Kath membalas singkat dengan menyentuh leher nya kikuk, aliaaaaas Edriel kalo udah flirting walaupun pake jokes yang nggak lucu dan jayus sekalipun selalu membuat Kath, tersipu malu...

BluesyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang