bluesy part twenty five

1.7K 212 16
                                    

Cahaya matahari masuk melalui celah-celah jendela. Ikut menerangi siang mereka yang semakin memanas. Ditambah padatnya manusia yang memenuhi ruangan karena jam hampir menunjukkan pukul dua belas siang. Tepat, pada saat jam istirahat dan makan.

Sayup-sayup, terdengar bisikan orang-orang yang sengaja ataupun tidak sengaja menatap kearah mereka yang memang sangat menyita perhatian.

Sebab, Kath berdiri di depan kamera besar yang digunakan oleh salah satu Reporter yang tertangkap basah sudah merekam dirinya diam-diam dibalik jendela. Kali ini, Kath ingin Reporter tersebut untuk merekam dirinya dengan lebih jelas dan terang-terangan.

Mata Kath menatap Shaka tajam yang duduk dengan nyaman, sedikit menggoyangkan kakinya pelan mengikuti irama lagu yang sedang diputar. Lelaki itu masih duduk bersila dengan dagunya yang terangkat sombong. Tidak lupa dengan senyuman miring di wajahnya. Seakan, mengolok setiap gerak gerik yang Kath dan teman-temannya lakukan.

"Kamu rekam baik-baik perkataan saya, hari ini—" Kath tersenyum miring, menaikkan satu alisnya. Lalu, menatap Shaka yang melebarkan kedua matanya. Namun, hanya mampu menelan saliva."—saya Katharina Arthayya membantah semua tuduhan yang telah ditulis oleh Jasmine Jesseline, sekaligus anak hasil perselingkuhan Ibu saya Kaluna Asher dan Shakara Bhakti."

Semua mata yang melihat, maupun telinga yang mendengar seolah binggung setelah Kath menyelesaikan rentetan kalimat panjangnya. Terlebih, di depan kamera reporter dan juga kemungkinan orang-orang yang merekamnya diam-diam.

Kath menarik senyum penuh arti miliknya, lalu tertawa pelan namun masih mampu Shaka dengar dengan jelas.

"Katharina...." desis Shaka penuh amarah.

"Hmm?"

Shaka bangkit dari duduknya. Lalu, merebut paksa kamera yang sedang digunakan oleh Reporter untuk merekam Kath.

"Delete that video." sentak Shaka kasar, ikut menarik lengan Reporter tersebut agar segera menghapus rekaman video yang sudah ia ambil barusan. Reporter itu pun hanya bergeming dan menatap Kath meminta persetujuan sekaligus pertolongan.

Kath pun hanya mampu menarik senyumnya selebar mungkin, melihat Shaka yang kewalahan. "Panik, huh?"

"You're too much."

"Pardon? You're the one who's being too much here." balas Kath ketus. "Jika kamu sangat percaya diri Jeje tidak bersalah, seharusnya kamu tinggal tunggu di rumah dan duduk manis aja. Bukan malah nggak ada kerjaan nyamperin saya dan teman-teman disini. Lagian, bukannya kamu membayar mahal Ayah Naje? Kenapa masih tidak tahu malu menghampiri Edriel dan meminta dia untuk mencabut tuntutannya?"

"Katharina." Kaluna mendekatinya, mengiterupsi Shaka yang hendak membuka mulut. "Ibu pastikan Jesseline akan melakukan apa yang sudah Edriel dan kamu suruh. I'll talk to Jesseline, I promise."

"The deals was over." Edriel menyahut. "The 48 hours is expired."

"Katharina." Kaluna tidak menghiraukan perkataan Edriel. Kali ini, ia mencoba menyentuh jemari Kath yang langsung perempuan itu tarik sebelum Kaluna dapat meraihnya.

"Izinkan Ibu untuk membuktikan perkataan Ibu, sekali saja."

"Lupakan." Kath membalas singkat. Lalu, menyambar Hermes Kelly mini miliknya yang terletak diatas meja.

Menyadari itu, Edriel ikut bangkit dari duduknya dan mengisyaratkan teman-temannya, termasuk Jeff untuk segera meninggalkan ruangan ini mengikuti Kath.

"I'll do everything to give you justice, Katharina. Please give me one more chance to being a good mother for you and Jesseline. —please, believe Ibu for the last time." seru Kaluna, menghentikan langkah kaki Kath.

BluesyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang