Tadinya, Kath ingin menghabiskan waktunya di Perpustakaan untuk meminjam beberapa buku yang ia butuhkan. Namun, perut nya sudah lebih dulu memberi alarm agar segera diisi.
Kath memutuskan untuk membeli satu cup mie instan yang ada di minimarket dengan langsung menyeduhnya.
Sebetulnya, nasi lah yang Kath butuhkan untuk membungkam perutnya yang berisik. Namun, membayangkan Kath harus sendirian ke Kantin sedikit membuatnya merinding. Karena bagaimana jika dirinya tidak sengaja bertemu Jeje. Belum lagi, hari sudah semakin sore dan mungkin saja beberapa kedai nasi di kantin sudah menutup toko nya.
Walaupun Edriel berkata dirinya tidak perlu khawatir tentang Perempuan itu karena ia akan mengurusnya. Tapi tetap saja, ada sedikit perasaan bersalah untuk Kath setelah mendengar ceramah dari teman-teman nya.
Suapan pertama mie instan pedas Korea menggelitik lidah Kath membuat kepalanya sedikit menari menikmati sensasi pedas menghampiri nya.
Lensa Kath tidak sengaja menangkap sosok Edriel dengan wajah setengah ngantuk miliknya membayar keranjang belanjaan nya di kasir, diikuti oleh Juna dan Isha yang berada di belakang lelaki itu.
Dengan insting miliknya, Kath memutuskan pergi untuk menghindari Edriel. Namun, Isha lebih dulu melihat keberadaan nya.
"Kathieeee sayangkuuuuu," Isha berteriak.
Tak hanya Edriel dan Juna yang ikut menoleh mendengar suara Isha yang menggelegar. Hampir seluruh orang yang sedang mengantri dikasir menoleh kearah Kath yang sudah siap untuk berlari.
Dentuman keras di dada Kath masih jelas terdengar ketika Edriel memaksa membuka seluruh matanya lalu tersenyum hanya untuk menatap wajah Kath yang sudah merah padam dan sengaja menghindari kontak mata lelaki itu.
Debaran di dada nya juga semakin keras seperti drum yang terus saja dipukul tiada henti mana kala Edriel berjalan kearahnya dan memberinya dua botol susu beruang yang ada di kantong belanjaan miliknya.
"Nih,"
"What?"
"I bet, you skipped your meals and had your spiciest noodles just now." Edriel berkata dengan senyuman di wajahnya.
Bak orang linglung Kath hanya mampu mengangguk dan menelan mie yang sudah berdiam lama di mulut nya.
"Sendirian aja Kath?." Juna bertanya.
"..." belum sempat Kath membuka mulut, netra Kath bertemu dengan netra Matt yang juga menatap nya. Lalu, menanyakan dirinya menggunakan mimik wajah —bertanya kenapa ia disini.
"Gue sama Matthew." jawab Kath terburu-buru menunjuk Matthew yang kebetulan sedang memegang satu cup mie instan.
Matthew yang merasa namanya disebut pun sontak binggung. Namun, kemudian hanya bisa mengangguk sopan menyapa satu persatu teman Kath yang berdiri tidak jauh darinya.
"Oh..."
"Seru banget pacaran." celetuk Isha sepertinya sengaja.
"Doain aja yaaa..." Kath membalas tanpa fikir panjang, lalu menatap Edriel yang mengusap wajahnya kasar.
Sebetulnya, Kath ingin merutuki dirinya sendiri karena telah melakukan sesuatu yang diluar keinginan nya. Namun, entah kenapa perkataan Naje terus melekat di kepala nya.
Stop chasing Edriel, if he wants then he will.
Namun Kath tahu jika Edriel tidak akan melakukan hal tersebut. Sebab, lelaki itu lebih menyayangi Mami nya dari apapun yang ada di dunia ini dan mampu melakukan hal apa saja termasuk menjual kebahagiaan nya untuk sang Mami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bluesy
FanfictionKath tidak pernah menyukai warna karena dia selalu merasa gelap di tempat terang sekalipun. Namun siapa sangka, Semesta mempertemukan dirinya dengan Birru. Seseorang yang nama nya saja sudah sangat bewarna. Birru, menjadi satu-satu nya warna dan ses...