Kath membuang napas panjang, setelah melihat Edriel yang tiba-tiba muncul dengan keadaan yang cukup membuat jantungnya seolah berhenti berdetak seperkian detik.
Bagaimana tidak. Lelaki itu, muncul di hadapan dirinya tanpa busana. Walaupun selimut melingkari pinggangnya. Namun, itu hanya menutupi sebagian kecil daerah privasi Edriel. Belum lagi, selimut tersebut bewarna pink, dan sangat kontras dengan warna kulit Edriel yang pucat.
"Ada siapa, sayang?" seru Edriel berjalan pelan kearah Kath dan menarik wajah perempuan itu untuk mencuri satu kecupan darinya.
"Oh hai Tante—" sapa Edriel ramah dengan mimik sedikit terkejut di wajahnya untuk mendalami perannya. Kath yang menyaksikan itu hanya dapat tersenyum geli. Mungkin, Edriel sudah layak mendapat oscars atas acting nya yang luar biasa menakjubkan.
"—aku ganti baju dulu ya." ucap Edriel pelan, kembali menarik wajah Kath dan mencium kening perempuan itu.
Kath pun hanya dapat tersenyum miring dan menatap air muka Jeje yang sudah memerah menahan amarah.
Kaluna berusaha keras menahan tubuh Jeje agar tidak menerobos masuk kedalam Apartment Kath dan menerjang Edriel.
Edriel memilih tersenyum singkat dan kembali masuk untuk memberi teman-temannya pelajaran. Seperti misalnya, menghajar bokong Hazza dan Juna hingga berbunyi atau mencelupkan kepala Naje ke adonan pisang keju milik Kath.
"What did you guys do?!" teriak Jeje dengan jari telunjuknya mengarah ke wajah Kath.
Kaluna menghela napas. "Jesseline, behave."
"Lo tidur sama Edriel?" teriak Jeje lagi, menghiraukan kehadiran dan perkataan Kaluna di belakangnya.
Kath menyeringai. "Bukannya lo sendiri yang selalu bilang kalau gue suka tidur sama Edriel? Kenapa sekarang masih nanya? Oh ya—kita berdua juga nggak cuma tidur aja, kalau lo penasaran. He's very good at kissing and also fucking."
"I don't even ask you."
"Gue cuma mau ngasih tahu aja—" Kath tersenyum. "—you may think you won for have Edriel Birru in the past days, but actually you didn't. You'll never know how amazing Birru in bed."
Jeje menatap Kath sengit. Hela napasnya pun terdengar jelas dan memburu. "You're a cunt. A fucking cunt."
"Maybe I am? because I take after my mother, I learned from the best."
"Shut your fucking mouth."
"Kenapa?! Bukannya aneh kalau seorang anak nggak mirip sama Ibunya?" Kath mengejek, menatap keduanya yang kini terdiam atas perkataannya.
"Enough."
"Both of your parents are whore, that's the reason why you were born, Jesseline."
"Katharina." suara Jeje meninggi. "Don't you ever disrespect my parents."
"Kenapa enggak?" Kath menantang. "Lo takut semua orang tahu kalau yang lo tulis di twitter itu kisah hidup lo sendiri? Kalau selama ini lo adalah anak dari hubungan terlarang? dan selama ini lo adalah anak dari sebuah kesalahan?"
"Katharina." Jeje menyentak kasar.
"Apa?!" suara Kath ikut meninggi.
"Know your limit, before—."
"What limits?" Kath menyela. "Bukannya lo seharusnya ngaca? You wrote the long ass paragraphs to raise yourself up and put me down. At least, lo harusnya punya malu untuk datang kesini dan marah-marah kayak odgj—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bluesy
FanfictionKath tidak pernah menyukai warna karena dia selalu merasa gelap di tempat terang sekalipun. Namun siapa sangka, Semesta mempertemukan dirinya dengan Birru. Seseorang yang nama nya saja sudah sangat bewarna. Birru, menjadi satu-satu nya warna dan ses...