Dunia Kath kembali sunyi, sebab yang berisik adalah isi kepala nya, setelah pertemuan tidak terduga nya dengan sang Ibu di Rumah Edriel tadi.
Sejujurnya, Kath sedikit terenyuh melihat bagaimana Kaluna banyak meneteskan air mata miliknya. Namun, Kath tidak ingin lupa, tentang hal yang sudah dilakukan wanita itu terhadap dirinya, terutama Ayahnya.
Kath sudah banyak kehilangan air mata dan akal sehat nya setelah kepergian sang Ayah yang secara tiba-tiba. Terlebih lagi, dirinya dipaksa dewasa oleh keadaan, dan harus berdiri sendiri tanpa pijakan di kaki nya.
Tidak ada lagi yang tersisa sebetulnya, seluruh harapan dan hidup Kath ikut terkubur bersama jasad sang Ayah. Meski demikian, Kath tidak pernah berhenti berharap jika takdir dapat kembali membawa kebahagian didalam hidupnya.
Kath menghirup udara sebanyak-banyak nya, mengisi paru-paru di tubuh nya, sebab sesak hampir membunuhnya setelah berada dalam satu ruangan yang sama dengan sang Ibu.
Tidak ada kelas yang harus Kath singgahi di Kampus hari ini. Mobil miliknya tentu saja langsung mengantar Kath ke kediaman miliknya, yang masih dihuni oleh Naje yang menunggu kepulangan nya.
Ada telepon masuk dari Naje, yang langsung Kath angkat karena terhubung di speaker mobil miliknya."Kata Isha jangan pulang dulu."
"Kenapa?"
"Jeje sama El putus."
"..."
"Mereka putus siang tadi, di Poja Ilkom."
"..."
"Si Jeje sebelumnya nyiram Raya, Isha sama Gaia di Poja, terus nggak tahu gimana El bisa dateng terus mutusin Jeje didepan anak-anak Neo, dan—"
"—halo Kath?" suara Naje sedikit khawatir di seberang sana, mendengar Kath yang tidak merespons sedikitpun.
"Iya..."
"Lo dengerin gue kan dari tadi?"
Kath mengangguk. "Iya, Je."
"Yaudah. Sekarang lo puter balik mobil lo, nanti kita ketemu di rumah gue."
"Kok ke Rumah lo? buat apa?"
"Si Jeje pasti nyalahin lo, atas apa yang terjadi hari ini. Gue takut, kalo dia ngapa-ngapain lo. Dia pasti—"
"—Naje." Kath memotong Naje yang terdengar sangat berapi-api di seberang sana. "I'm fine, gue yang mutusin gue mau gimana nanti nya, kalau pun pulang nanti, gue ketemu sama Jeje, gue nggak takut—" Kath menghela napas, tidak juga berharap dapat bertemu perempuan tersebut.
"—karena gue nggak salah. Kalo lo khawatir, gue bisa mampir dulu ke Siloam. Sekalian kita jengukin Mami Birru, karena lagi dirawat disana. Gue tutup ya." Kath menyudahi panggilan mereka ketika Naje ingin protes.
Cukup mengejutkan memang, mendengar apa yang diceritakan Naje barusan. Kath tidak berekpetasi untuk mendengar cerita dimana Edriel akhirnya memutuskan Jeje. Terlebih lagi, lelaki itu melakukan nya didepan orang ramai.
Kath tidak pernah lagi berharap apapun dari Edriel, sebab Kath takut dipatahkan begitu hebatnya seperti terakhir kali. Kath pun takut, dia tidak berlapang hati untuk yang kedua kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bluesy
FanfictionKath tidak pernah menyukai warna karena dia selalu merasa gelap di tempat terang sekalipun. Namun siapa sangka, Semesta mempertemukan dirinya dengan Birru. Seseorang yang nama nya saja sudah sangat bewarna. Birru, menjadi satu-satu nya warna dan ses...