Kalian balikan?
Kalimat itu terus terngiang di kepala Kath seperti irama nyanyian tiada henti. Di dalam keadaan paling sadar pun Kath tidak sanggup untuk menjawab pertanyaan sederhana yang dilontarkan Hazza.
Kath terlalu malu dan terlihat menyedihkan untuk sekedar menyadari jika dirinya dan Edriel tidak pernah memiliki hubungan seperti yang banyak orang fikir selama ini.
Iya, Kath dan Edriel memang memiliki hubungan khusus. Namun, tidak juga dapat dikatakan menjalin hubungan seperti orang pacaran pada umumnya. Sebab, mereka memang sejak awal tidak pernah terikat satu sama lain.
Nggak tahu sejak kapan namun Edriel dan Kath seperti medan magnet yang tidak dapat menjauhi satu dan yang lain nya. Mungkin, dari sana juga orang-orang mengira dirinya dan Edriel pacaran.
Klasik, pada saat itu Kath berfikir as long as Edriel always on her side, everything gonna be okay. Namun, ternyata lelaki itu memilih berhenti untuk selalu berada di sisi nya.
"Pisang gue udah mateng belom?" suara Naje kembali membawa Kath ke alam sadar miliknya.
Hari ini Naje kembali menginap di kediaman milik Kath dengan alasan dirinya merindukan pisang goreng keju cinta matinya. Padahal, Kath tahu jika lelaki kerdus pecinta pisang keju tersebut mengkhawatirkan dirinya.
Mungkin, Naje tidak banyak berbicara. Apalagi, membahas perihal dirinya yang membawa Edriel pergi ber kilometer jauhnya dari Kampus. Namun, Kath tahu lelaki itu menunggu waktu yang tepat untuk bertanya.
"Bentar lagi." Kath menyahut singkat.
"Gue sebenernya penasaran."
"Penasaran kenapa?"
"Lo ngapain aja nginep dua hari di Bandung sama El." Naje akhirnya bertanya jujur. Kath kira lelaki itu setidaknya akan bertanya beberapa hari lagi. Namun, sepertinya Naje tidak dapat menahan rasa penasaran miliknya.
"Gue barbeque time lengkap pake wine." balas Kath sembarangan untuk menggoda Naje. Karena, itu hal tidak mungkin. Mengingat keadaan Edriel yang sakit dan mengharuskan lelaki itu bed rest sepenuhnya dengan infus yang siap sedia di tangan nya.
Itu juga salah satu alasan mengapa Kath menginap sampai dua hari karena dirinya menunggu Edriel untuk sedikit pulih ketika kembali ke Jakarta.
"Lo tau, lo gak bisa bohong sama gue." Naje berkata cukup serius membuat Kath menghela napas.
Pisang goreng di wajan milik Kath sudah matang. Kath membawa nya kearah meja makan untuk segera diberi topping keju oleh Naje yang sudah menunggu, yang sepertinya kali ini lebih tertarik dengan jawaban Kath.
"Gue bawa Birru ke Bandung karena jujur aja gue kangen banget sama dia. Lihat dia sakit kayak kemarin buat gue khawatir. Lebih tepatnya, gue takut. Gimana kalo mungkin gue gak sempat baikan sama Birru."
"—di Bandung gue bisa liat Birru terus, tanpa harus merasa bersalah dengan kenyataan pahit kalo Birru udah punya dunia nya sendiri dan disana gue cuma ngerawat Birru aja no more less."
"Kalian tidur sekamar?"
Kath menggeleng. "Enggak, gue tidur di lantai atas sama Bi Eem dan Birru dilantai bawah sama Pak Slamet."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bluesy
FanfictionKath tidak pernah menyukai warna karena dia selalu merasa gelap di tempat terang sekalipun. Namun siapa sangka, Semesta mempertemukan dirinya dengan Birru. Seseorang yang nama nya saja sudah sangat bewarna. Birru, menjadi satu-satu nya warna dan ses...