bluesy part fifteen

1.7K 236 17
                                    

Kabar putusnya Edriel dan Jeje hari ini sudah pasti menjadi trending topic Kampus. Apalagi, Jeje yang semakin mengamuk dihadapan semua orang ketika Edriel memutuskan hubungan mereka secara sepihak.

Sebetulnya Gaia juga ingin melanjutkan kegiatan nya yang tertunda untuk menampar dan menarik rambut panjang Jeje. Namun, Raya lebih dulu menghalangi nya dan menarik nya pergi dari Poja bersama Isha.

Raya tidak ingin mereka kembali menjadi perbincangan. Cukuplah Jeje yang menjadi spotlight dan orang gila untuk hari ini. Tidak perlu repot untuk turun tangan dan membalas perbuatan gila Jeje karena gossip dan guncingan semua orang sudah pasti cukup kejam untuk menampar perempuan itu.

Tujuan mereka bertiga sekarang adalah menemukan kehadiran Kath dan membawanya jauh dari jangkauan Jeje. Sebab, sudah pasti Jeje akan mengicar Kath yang bahkan tidak tahu apa yang sedang terjadi.

"Kath dimana sih?!!" Isha mengomel karena sudah lebih dari tiga kali ia menelepon Kath namun selalu gagal.

"Dia nggak dirumah, kata Naje," Raya menyahut.

"Coba lo tanya Hazza deh mending," usul Gaia.

Isha mengangguk. "IYAAA, apa yang nggak Hazza tahu di dunia ini,"

"Males banget gue, Juna aja Juna."

"Si Juna udah duluan gue Imess, gantian lo tanyain Hazza, Ray."

"Tolong banget inimah, lo aja mending chat beliau."

Isha menyipitkan matanya menatap Raya malas karena teman nya itu terlihat sangat berlebihan."Lo nggak usah lebay ya babik, lagian gue mah baik, membantu jalan lo biar pdkt sama Hazza,"

Raya membuang muka karena salah tingkah alias HSHSHHSHSH dia malu buat chat Hazza duluan?????. "Nggak mauuuuuuu."

Harusnya Isha sama Gaia jangan berharap lebih sama Raya yang gengsi nya setinggi burj khalifah. "Gue aja lah yang chat, biar gue yang jadi pacar Hazza." Gaia menyambar.

"MANA BISA BEGITUUU????" Raya protes.

"Makanya kalo naksir ya naksir aja, dia ngejer lo dari jaman Maba?????"

"Dari semester tiga, btw—" Raya mengoreksi.

Isha menempukkan kedua tangan nya di depan wajah Gaia dan Raya. "—Fokus, please? Kita harus cari Kath sebelum doi ketemu sama Nenek Lampir."

"Serius amat warga, kayak mau nyusun recana pilpres aja..."

Hazza yang lagi-lagi hadirnya secara ajaib ada di hadapan mereka. Tanpa perlu diundang ataupun Raya repot-repot membuang gengsi nya. Lelaki itu datang menghampiri mereka dengan membawa es cekek di tangan kiri nya dan satu bungkus cimol balado di tangan kanan nya.

Saat ini mereka sedang berada di Kantin Teknik. Tidak heran jika Hazza datang dan menemukan mereka yang tampak mencolok diantara puluhan mahasiswa Teknik Mesin yang mayoritas lelaki.

Sebenarnya, Raya, Gaia dan Isha sengaja bersembunyi di Kantin Teknik karena letak nya yang cukup jauh. Juga, populasi mahasiswa Teknik yang acuh dan lebih peduli dengan laprak milik mereka daripada gossip yang sedang hangat dibahas.

"Hazza!" Isha berseru. "Darimana aja lo, dari tadi kita cariin."

Hazza menarik kursi disamping Raya yang berusaha stay cool atas kehadiran Hazza yang tiba-tiba. "Kenapa?"

"Tadi si Jeje bikin drama lagi di Kantin, doi nyiram kita bertiga pake aer,"

"Pantes." Hazza mengangguk, menatap rambut ketiga nya yang lebih lembab seperti habis keramas.

BluesyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang