Sayup-sayup suara musik DJ masih terdengar hingga keluar gedung Saturday Night Club, dan Grace masih berada di parkiran bersama dengan Nick. Ia tahu, pandangan laki-laki muda ini terlihat berbeeda begitu ia mendengar untuk kesekian kalinya Grace bertanya mengenai open relationship. Apa lagi, melihat usahanya yang sampai terjun ke lapangan dengan pakaian begini. Tentu Nick sangat terkejut.
“Gue gak percaya lo sangat tertarik dengan hubungan kaya begitu,” ucap Nick menggelengkan kepalanya meragukan niat Grace barusan. Meskipun apa yang sudah dia lihat memang sangat jelas bahwa Grace sedang mencari orang baru yang mungkin hendak dia ajak untuk memiliki hubungan open relationship.
“Bukan saya, tapi bos saya.”
“Are you crazy?”
Grace menahan napasnya sambil memejamkan matanya karena gemas dengan cara Nick menatapnya saat ini. Seolah-olah dirinya tak percaya dan jijik dengan Grace. Padahal, bukankah temannya sendiri menjalani hubungan semacam itu?
“Nick, saya penulis. Dan bos saya meminta saya untuk mengangkat ide cerita tentang hubungan semacam itu. Jadi, saya butuh ke sana untuk riset,” jawab Grace menjelaskan dengan cepat. Hingga akhirnya Nick menghela napas lega sambil melemparkan pandangannya ke arah lain.
“Saya … sangat benci tempat itu. Tempat yang bikin saya sadar kalau orang yang selama ini saya cintai, ternyata bukan seseorang yang selama ini saya pikirkan.” Grace bergumam sambil menyenderkan dirinya ke motor milik Nick dan menunduk lemas. “Tapi saya perlu melakukan riset itu, atau sampai kapan pun saya akan numpang di rumah kakak ipar kamu,” imbuh Grace dengan nada suara yang kembali berapi-api.
Nick belum menanggapi apa-apa. Dia hanya diam sambil memerhatikan Grace, seolah sedang memikirkan sesuatu yang Grace sendiri tak bisa menerkanya.
“Ya, kecuali kalau … mungkin … kamu mau bantu saya,” ucap Grace agak gelagapan.
“Gue gak pernah memiliki hubungan kaya begitu,” jawab Nick dengan cepat.
“Bukannya kamu pernah bawa dua cewek berbeda ke rumah? Yang satu pacar kamu, dan yang satu lagi …”
“Dua-duanya bukan pacar gue. Gue kan udah bilang kalau gue gak akan terlibat hubungan apa pun sama orang lain,” sergah Nick dengan cepat hingga Grace hanya mengatupkan bibirnya kesal sambil berdiri dengan tegap. Lalu, tanpa berkata apa-apa, dia melangkahkan kakinya lagi berniat masuk kembali ke klub. Namun, secepat itu juga tangan Nick menahannya.
“Oke, gue akan kasih tahu lo semua informasi tentang open relationship yang gue tahu dari Vero, asal lo pulang sekarang,” ucap Nick.
“Kamu risih, ya kalau saya ada di sana juga? Kamu pikir saya akan mengawasi kamu di dalam sana?”
“Ya, gue risih kalau ada lo. Lain kali, jangan datang ke klub malam yang sama dengan gue, okay?” sahut Nick sinis melepaskan tangannya yang tadi memegangi lengan Grace lalu berbalik menuju motornya mengabaikan wanita itu.
**
Grace menaruh ponselnya di atas meja, sementara Nick sudah duduk di kursi beranda rumah. Sekarang sudah pukul 23:54 WIB dan keadaan lingkungan perumahan ini sudah benar-benar sepi, sehingga Grace bisa mendengar suara kendaraan dari jalan raya meski sayup-sayup.
“Saya udah coba cari di internet soal open relationship, tapi gak ada yang menjelaskan lebih rinci mengenai hubungan kaya begini. Jadi, sejauh ini saya cuma tahu pengertiannya. Kamu tahu apa aja tentang hubungan ini?” tanya Grace sambil membuka buku catatannya.
Belum juga Nick menjawab, dia lebuh dulu membuka kotak rokoknya, lalu mengeluarkan satu batang rokok serta korek api.
“Kamu gak bisa ya, satu jam aja gak ngerokok?” sindir Grace yang sebetulnya mencoba mengutarakan bentuk protesnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BAD HOUSEMATE
RomanceGrace melewati malam tahun baru terparah seumur hidupnya. Dia menyerah dengan Ezra, laki-laki yang dicintai sejak 2 tahun lalu di klub malam yang pertama dan mungkin terakhir kali dia pijaki. Siapa sangka malam itu, dia juga bertemu dengan seorang l...