23. KERJA SAMA

148 9 0
                                    

Nick keluar dari ruang rawat dengan gips yang sudah dilepas setelah pemeriksaan dan konsultasi cukup panjang. Sementara Grace, sejak tadi hanya menunggu di luar ruangan setelah mendengar penjelasan dari dokter mengenai kondisi Nick..

“Tangan kamu udah bener-bener bisa digerakkin?” tanya Grace menghampiri Nick. Dan Nick menjawabnya dengan menggerakkan tangan kanannya ke berbagai arah, menegaskan kalau tangannya memang sudah baik-baik saja.

“Okay, kalau gitu kita bisa ke kantor polisi sekarang.”

“Kantor polisi?”

“Bukannya motor kamu perlu diambil? Ayo, driver taxi online nya udah sampe di depan,” ujar Grace agak kikuk. Lalu, dia berbalik dari hadapan Nick dan melangkahkan kakinya dulua sebelum Nick mengatakan apapun.

Kenyataanya, Nick tak berkomentar apa-apa karena terlalu termangu dengan keputusan Grace untuk membantunya mengambil motor miliknya yang masih ada di kantor polisi.

Nick menyunggingkan senyumnya, lalu melangkahkan kakinya mengikuti Grace sambil memakai kembali leather jaketnya.

***

Suara tepuk tangan terdengar menyeruak di dalam ruangan kerja Cecilia setelah dirinya membaca draft yang dibuat Grace terhadap tulisannya. Jelas terlihat dari raut wajah dan respon wanita setengah baya itu, bahwa dia sangat puas dengan draft tulisan Grace.

“Ini ide yang klise, tapi kamu bisa mengembangkannya jadi sebuah kisah yang unik, baru, dan sangat kekinian. Saya suka sama draft kamu, Grace. Well done!” puji Cecilia tersenyum lebar.

“Makasih, Bu. Saya senang kalau Anda menyukainya,” jawab Grace yang sejak tadi hampir kehilangan kata-kata karena tak menyangka dengan respon dari Cecilia.

“Ya, memang gaya penulisannya belum terlalu mirip dengan saya, tapi gampang itu bisa kita atur. Saya mau, kamu segera menyelesaikan novel itu. But, before that … kita harus melakukan perjanjian hitam di atas putih, Grace. Ini waktunya untuk kamu …” Cecilia menggantungkan kalimatnya, sementara tangannya meraih sebuah map yang disodorkan oleh asistennya.

“Tanda tangan kontrak kita,” imbuh Cecilia yang kini menyodorkan kertas map itu ke hadapan Grace.

Grace tersenyum lebar melihat kertas kontrak itu. Padahal, dia sempat ragu, akankah dia benar-benar bisa bekerja sama dengan Cecilia dan mendapatkan bayaran yang besar? Namun, bukan sekedar itu, Grace mulai merasakan perasaan bangga luar biasa ketika Cecilia begitu puas melihat draft tulisannya. Lantas, tanpa berpikir lama-lama lagi, Grace segera menandatangani kontrak tersebut.

“Selamat ya, Grace.”

“Makasih, Bu,” sahut Grace menjabat tangan Cecilia dengan bersemangat.

“Kalau gitu, Grace … segera selesaikan novelnya ya, saya dan para pembaca saya sudah menunggu,” ucap Cecilia. Grace menganggukkan kepalanya, lalu ketika dia dipersilakan untuk pergi, Grace buru-buru melangkahkan kakinya keluar dari ruangan tersebut.

Grace buru-buru berjalan menuju lift, sementara tangannya mengeluarkan ponsel untuk memesan ojek online. Ia benar-benar merasa lega bukan kepalang setelah Cecilia menyukai draft nya tanpa ragu. Namun, sebelum Grace membuka aplikasi ojek online, Grace lebih dulu melihat pesan masuk dari Nick.

Kalau udah selesai urusannya, gak usah pesan ojek online. I got you.

Membaca pesan itu, lantas Grace tertawa geli. Dia tak percaya dengan Nick. Lagi pula, Grace sangat tak terbiasa untuk mengirim pesan pada laki-laki untuk meminta jemput. Apa lagi, meminta jemput pada laki-laki menyebalkan seperti Nick. Dalam hati, Grace berpikir kalau sampai Nick merokok lagi di ruang tamu, dia tidak akan membiarkannya begitu saja.

MY BAD HOUSEMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang