14. BECAUSE OF HER

151 9 0
                                    

Grace sudah sampai di Rumah Sakit Abdi Jaya pada pukul 05:20 WIB, dan dia bergegas menghampiri ruang rawat yang sudah diberi tahu oleh Vero sebelumnya. Kepanikan masih terlihat jelas di wajahnya, langkahnya cepat, setengah berlari. Yang ada di pikiran Grace saat ini adalah bagaimana kondisi Nick? Apakah dia mengalami luka parah? Bagaimana jika terjadi sesuatu yang lebih parah pada Nick? Bagaimana dia akan mengatakan hal ini pada Bianca nantinya?

“Grace?”

Mendengar namanya dipanggil, Grace yang baru keluar dari lift pun refleks menolehkan kepalanya ke belakang. Dan seorang pria bertubuh tinggi dengan rambut pirang pendek tersenyum ke arahnya. Grace memang tak pandai mengingat seseorang, apa lagi jika satu kali bertemu, Namun, dia menduga, laki-laki yang memanggilnya ini adalah seseorang bernama Vero.

“Vero?”

“Ya. Syukurlah kamu cepat datang, karena dari tadi suster terus menanyakan keluarga pasien. Si Nick konyol itu malah gak bawa tanda pengenal di dompetnya,” ucap Vero.

“Oh, ya. Udah saya bawa kok, nanti saya ke bagian administrasi,” jawab Grace dengan cepat. Dia sudah membuka mulut lagi hendak bertanya bagaimana kondisi Nick saat ini, tetapi Vero sudah lebih dulu mengeluarkan suaranya lagi.

“Terus, tadi saya juga sudah bicara dengan polisi. Dan … karena Nick gak punya drivers lisence, sementara ini motornya ditarik sama mereka,” ucap Vero yang sebenarnya bukan hal yang dipedulikan oleh Grace untuk saat ini.

“Gimana kondisinya Nick sekarang?” tanya Grace mengabaikan informasi Vero barusan yang tak begitu penting untuknya itu.

“Oh! Right, dia … ya, kondisinya lumayan parah. Tangannya harus digips -”

“Patah tulang?”

“Engga sih, cuma dia ada cidera otot di bagian bahunya. Dokter bilang gak akan perlu waktu lama, hanya untuk menahan rasa sakitnya aja. Dan beberapa luka disekujur tubuh. Mungkin dia harus rawat inap sekitar 3 hari, setelah dokter memeriksa kondisinya lagi, dan semuanya aman, Nick boleh pulang,” jawab Vero menjelaskan semua yang dia ingat dari perkataaan dokter yang menangani Nick. Mendengar hal itu, Grace menghela napas panjang sambil melangkahkan kakinya bersama Vero menuju ruang rawat Nick.

Begitu masuk, Nick kelihatan masih terlelap setelah pemeriksaan yang cukup panjang oleh dokter. Keadaan ruangan ini benar-benar hening, dan sejujurnya, melihat kondisi Nick terbaring dengan tangan yang digips, perban di mana-mana, juga selang infus di tangannya, Grace merasa agak ngeri. Dia juga tak mengira kalau ternyata Nick tak memiliki surat izin mengemudi.

“Sebenernya, kenapa si Nick sampai begini?” tanya Grace pada Vero. Karena yang menghubunginya pertama kali adalah Vero, seharusnya orang ini tahu bagaimana mulanya sampai Nick yang sok jagoan menurut Grace ini bisa sampai mengalami kecelakaan yang cukup parah begini.

“Jadi, semalem kan kita lagi di klub. Subuh ini, gue udah mau pulang duluan. Sementara Nick masih diam di sana. Terus, tiba-tiba Nick ngejar seseorang, dia perempuan yang baru aja keluar dari VIP room. Dia ngejar sampai ngikuti mobilnya. Karena gue khawatir, akhirnya gue ikutin mereka pakai mobil di belakang Nick. Tapi mungkin karena mobil perempuan itu ketakutan dikejar-kejar Nick, mereka malah makin tancap gas, Nick juga jadi lebih kencang memicu motornya. Keadaan subuh tadi udah mulai ramai kendaraan motor juga. Mobil si perempuan belok mendadak, jadi motornya Nick menghantam trotoar sampai badannya agak mental,” jelas Vero panjang lebar menjelaskan dengan suara yang pelan. Namun, Grace yang berdiri di sebelah Vero, masih bisa mendengarnya sangat jelas.

Lagi-lagi Nick membuat masalah karena mengejar seorang perempuan. Ia tahu Nick anak yang nakal dan sangat sulit diatur. Namun, apakah itu artinya dia juga bodoh?

MY BAD HOUSEMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang