Hampir semalaman ini Grace merasa benar-benar dibuat bingung dengan sesuatu hal yang seharusnya tak ia pikirkan. Memangnya apa yang bisa dipercaya dari ucapan orang mabuk? Sekalipun Nick mengatakan bahwa dia menyukai Grace, bukankah ucapan itu hanyalah kalimat asal yang dikatakan oleh Nick?
Selain itu, Grace juga tak bisa berhenti menyalahkan dirinya sendiri karena keteledorannya. Bagaimana bisa dia sebodoh itu, terpaku pada Ezra hingga melupakan tujuan utamanya. Jika dipikir-pikir kembali, Grace semakin yakin bahwa perempuan yang dilihatnya itu adalah Marisa. Karena Grace masih memiliki foto AI yang diberikan Nick mengenai perkiraan wajah Marissa setelah lebih dari dua puluh tahun berlalu. Meski hanya perkiraan, Grace tak mungkin mengelak keakuratan dari kecerdasan teknologi AI.
Grace melangkahkan kakinya menuju kamar Nick setelah dia selesai memasak untuk sarapan. Lalu, dia berhenti di depan pintu Nick, berharap Nick masih tidur saja. Karena bagaimana pun Grace masih merasa canggung untuk bicara dengan Nick setelah kejadian tadi malam. Namun, ketika Grace mendengar suara seperti suatu benda terjatuh, lantas dia refleks membuka pintu kamar tersebut karena khawatir Nick yang terjatuh.
"Nick -" Grace tak melanjutkan panggilannya ketika dia membuka pintu dan melihat Nick ternyata baik-baik saja. Hanya beberapa barang dari tas Nick yang teratuh ke lantai, sementara kini mereka berdua sudah terlanjur bertemu tatap dalam keadaan canggung. Sejenak, Grace memerhatikan Nick yang sepertinya sedang mengemasi barang-barangnya. Namun untuk apa?
"Saya udah masak sarapan, kamu ..."
"Gue gak biasa sarapan," sergah Nick sambil memunguti barang-barangnya.
"Tapi tadi malem kamu mabuk, Nick. Kamu perlu makan pagi. Saya udah masak sup ayam, baru aja mateng," sahut Grace menekankan. Namun Nick tak menjawab, seolah mengabaikannya dengan berdiri membelakangi Grace sambil membereskan barang-barangnya di meja.
"Apa kamu mau pergi keluar?" tanya Grace begitu yakin Nick benar-benar mengemasi barang-barangnya ke dalam tas. Lalu memakai jaket kulitnya.
"Bukan urusan lo," jawab Nick sambil menyandang tasnya dan melangkahkan kakinya ke arah pintu sehingga Grace reflek melangkah mundur. Dan saat itu juga, Grace baru menyadari kalau wajah Nick benar-benar kelihatan pucat.
"Nick, gak usah nyari gara-gara deh. Kamu keliatan gak baik-baik aja," peringat Grace yang enggan melangkah mundur lagi saat Nick berada di hadapannya. Ia berusaha berani menghadang laki-laki yang lebih tinggi darinya ini.
Nick menunduk menatap Grace dalam diam. Bukan lagi tatapan penuh kekaguman pada gadis ini seperti sebelumnya. Nick tak akan melupakan bagaimana Grace seperti mengkhianatinya dengan terdiam membeku menatap Ezra tadi malam hingga mengabaikan janjinya sendiri yang mengatakan akan membantunya
"Seenggaknya, kasih tahu saya kamu mau kemana?" tanya Grace akhrnya menyerah karena tatapan dingin dari Nick yang cukup mengganggunya.
"Ke mana aja, yang gak ada lo nya," sahut Nick melanjutkan langkahnya meski dia harus sedikit menabrak bahu Grace agar bisa lewat. Sementara Grace diam tercengang di tempatnya berdiri, merasa semakin bersalah ketika melihat bagaimana marahnya Nick saat ini padanya.
Grace menahan napasnya. Dia sadar tak mungkin bisa menahan Nick untuk pergi. Dan, terlepas dari Bianca yang memang menitipkan Nick padanya, Grace juga merasa agak khawatir dengan Nick. Apa lagi, Grace tak tahu apa yang akan dilakukan anak muda seperti Nick dalam keadaan marah begini.
Grace melirik kembali ke arah dapur. Dia sudah semakin tak bernafsu makan, sehingga Grace memilih untuk menyelesaikan naskahnya saja di kamar.
"Lo juga mau nyalahin gue? Bukan gue yang mulai!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BAD HOUSEMATE
RomanceGrace melewati malam tahun baru terparah seumur hidupnya. Dia menyerah dengan Ezra, laki-laki yang dicintai sejak 2 tahun lalu di klub malam yang pertama dan mungkin terakhir kali dia pijaki. Siapa sangka malam itu, dia juga bertemu dengan seorang l...