27. ORANG DARI MASA LALU

133 7 0
                                    

“Halo? Grace kamu denger aku?” tanya Ezra karena Grace tak kunjung menjawab. Mendengar itu, lantas Grace pun kembali menempelkan ponselnya ke telinganya. Ia berusaha untuk tetap tenang, meski rasanya dia cukup terpengaruh mendengar kembali suara Ezra yang bicara padanya melalui telepon.

“Ya, kenapa ya?” tanya Grace. Dia sendiri bingung harus menanggapi Ezra seperti apa. Hatinya pun merasa bingung dengan perasaannya kali ini. Ada sedikit, sedikit sekali harapan, meski Grace sendiri tak tahu harapan apa itu.

“Gak, ada apa-apa sih. Cuma mau make sure nomor kamu masih aktif. Oh, ya kebetulan kerjaan aku masih lama di Jakarta. Lain kali, bisa kita ketemu?” tanya Ezra.

Grace menggigit bibirnya, bagaimana jika sedikit harapan yang ia sendiri ragu maksudnya itu benar-benar terjadi? Mungkinkah Ezra berniat untuk membangun hubungan kembali? Grace tak ingin terlalu percaya diri dan memikirkan itu.

“Mungkin, kalau weekend kamu belum ada janji …”

Perhatian Grace teralihkan dari Ezra ketika merasa ada yang membebani bahu kanannya. Dan begitu menoleh, benar saja, Nick sedang menyenderkan kepalanya di bahu Grace sementara kedua matanya terpejam.

“Grace?”

“Sa-saya lagi ada urusan, nanti lagi ya,” ujar Grace gelagapan. Kemudian, dia mengakhiri sambungan teleponnya. Dia mengalihkan seluruh perhatiannya kepada Nick, karena wajahnya terlalu pucat. Entah karena memang kulit Nick yang putih ditambah, dirinya yang sedang sakit. Grace yang khawatir pun memeriksa napas Nick hanya untuk memastikan.

“Gue masih hidup,” ucap Nick tanpa membuka matanya karena dia merasakan jari Grace yang berada di depan hidungnya.

“Oh,” jawab Grace seketika merasa kikuk. Dia pikir, Nick tertidur atau bahkan pingsan sehingga tak sadar menyenderkan kepalanya di bahu Grace. Namun ternyata sedang tidak tertidur atau pun pingsan. Lalu, mengapa Nick masih menyender di bahunya? Dan mengapa Grace juga merasa tak terganggu dengan Nick?

***

Grace, kalau minggu ini jadwal kamu kosong, kasih tahu aku ya.

Grace belum membuka pesan itu, ia hanya melihat di bagian atas pemberitahuan pesan masuk dari Ezra. Mengabaikan pesan tersebut, Grace segera memasukkan ponselnya ke saku celana dan kembali menaruh fokusnya kepada Nick yang kini sudah berada di kamarnya.

“Tadi siang, katanya kamu sempet ke klinik. Kata dokternya apa?” tanya Grace sementara Nick menaruh tasnya di atas meja.

“Lambung gue bermasalah.”

“Apa pemicunya? Gak makan, kan?”

“Alkohol,” jawab Nick pelan. Grace memejamkan matanya sebentar, dia menahan napas sejenak. Sudah dia duga, tidak makan saja sudah menjadi masalah, apa lagi meminum alkohol tanpa makan.

“Apa?” tanya Nick menyadari bagaimana Grace melotot ke arahnya.

Stupid!” omel Grace kesal pada Nick.

What?” tanya Nick terlihat amat terkejut ketika Grace akhirnya berbicara bahasa Inggris tetapi begitu menyinggung dirinya. Ia tak percaya Grace benar-benar mengatakan bodoh padanya.

“Ya, stupid.”

“Apa cuma itu bahasa Inggris yang lo bisa?” balas Nick sinis.

Yes. You are stupid, Nick!” tukas Grace hingga membuat Nick tercengang tak percaya menatapnya. Seumur hidup, tak pernah ada yang melemparkan kata-kata itu padanya - seumur hidupnya kecuali Grace.

“Saya kan udah bilang makan itu penting! Kamu cuma makan satu kali sehari, dan ngerokok terus, setelah itu minum alkohol sampai mabuk berat. Apa itu gak bodoh namanya?”

MY BAD HOUSEMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang