“Grace, Nick baru aja digebukin sama kelompok geng motor. Mereka udah ditangkep polisi, tapi Nick sekarang malah ke rooftop kafe berdiri di pinggir atap. Gue gak tahu Nick mau ngapain, tapi dia bener-bener gak mau dengerin orang-orang di sini.”
Grace tergesa-gesa turun dari ojek online pesanannya sambil melepaskan helm nya. Sangking buru-burunya, Grace sampai hampir terjatuh dan lupa mengucapkan terima kasih kepada sang driver. Langkah kakinya berhenti ketika berada tepat di depan kafe yang Vero maksudkan.“Astaga, Nick!” panggil Grace ketika dia benar-benar melihat Nick berdiri di pinggir atap kafe. Namun, Nick sama sekali tak bergeming dengan panggilan Grace. Lantas, Grace bergegas masuk ke dalam kafe dan dia langsung disambut oleh Vero.
Grace bersama salah satu manager kafe akhirnya bersama-sama naik ke atap kafe. Dan begitu pintu menuju atap dibuka, Grace langsung merasakan angin malam menerpa wajahnya.“Nick! Turun Nick!” teriak Grace. Sangking paniknya Grace, dia sampai sulit mengatakan hal lain selain meminta Nick untuk turun. Bahkan, dia meminta tolong pada sang manager hotel untuk segera menelepon polisi dan ambulans.
“Nick kamu ngapain di sana, turun Nick, please!” Grace segera berlari menghampiri Nick yang tak mau meresponnya sama sekali. Jantungnya berdebar lebih cepat ketika Nick menundukkan kepalanya ke bawah.
“Nick, tolong … tolong turun ke sini.”Mendengar suara Grace yang bergetar, Nick akhirnya menoleh ke belakang dan menatap Grace yang sedang mendongak menatapnya dengan kedua mata berair.
“Nick … Tolong turun. Kita bicara di sini, ya?”
Alih-alih menjawab, Nick mengeluarkan secarik kertas dari saku jaketnya. Lalu, dia memberikannya kepada Grace.
“Enggak, saya gak mau baca. Kamu harus turun ke sini dan bicara sama saya.”
Karena Grace tak mau menerima, alhasil Nick menjatuhkan kertas itu ke bawah. Grace menahan napasnya, berusaha untuk tenang dan memungut kertas tersebut, lalu membukanya.
‘I’m sorry for everything. Don’t hate me.’
Grace menggigit bibirnya kuat-kuat menahan tangisnya ketika membaca isi kertas yag dijatuhkan oleh Nick barusan.
“Nick!” pekik Grace ketika Nick mengangkat satu kakinya ke arah depan.
“Do you hate me?” tanya Nick menunduk menatap Grace yang memegangi kakinya.
“Enggak. Saya gak benci sama kamu, Nick.”
“Thank’s Grace,” bisik Nick sambil melepaskan tangan Grace pelan-pelan dari kakinya.
“Nick …”
Nick menekan sesuatu di dalam jaketnya. Lalu, tiba-tiba terdapat banyak sekali kembang api yang meledak di langit sampai Grace terkejut beberapa kali karena suaranya. Grace reflek menoleh ke atas langit dan melihat beberapa kembang api meledak di langit dengan berbagai warna.
Nick melompat turun ke hadapan Grace yang masih tertegun dengan situasi aneh ini. Namun, hal itu segera ia enyahkah begitu melihat Nick benar-benar turun dari dinding pembatas rooftop dan berdiri di hadapannya saat ini.
“Lo khawatir karena Bianca, ya?” tanya Nick.
Grace menggelengkan kepalanya. Dia menatap wajah Nick yang memiliki sedikit lebam di bagian pelipis dan beberapa plester di bagian hidung dan sudut bibirnya. Bahkan, Grace melihat punggung tangan Nick yang memiliki luka terbuka kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BAD HOUSEMATE
RomanceGrace melewati malam tahun baru terparah seumur hidupnya. Dia menyerah dengan Ezra, laki-laki yang dicintai sejak 2 tahun lalu di klub malam yang pertama dan mungkin terakhir kali dia pijaki. Siapa sangka malam itu, dia juga bertemu dengan seorang l...