Nick masih tak yakin apakah Grace perlu tahu mengenai perjanjiannya dengan Juno sebelum ini semua terjadi. Bukannya Nick tak ingin membicarakan ini pada Grace, hanya saja dia tak ingin Grace malah berpikiran macam-macam tentang dirinya nanti. Dan, entah mengapa rasanya Nick malu mengakui bahwa ternyata laki-laki seperti Juno telah menikah dengan ibu kandungnya.
“Pasti perjanjian yang buruk, ya? Mereka menjebak kamu dengan mengancam saya?” tebak Grace karena Nick tak kunjung menjawab juga.
“Itu udah lewat, Grace. Mereka gak berhasil jebak gue, kok,” jawab Nick pelan.
Grace mengangguk, tentu saja dia tahu itu. Karena pada kenyataannya, Nick datang bersama para polisi.
“Ya, saya bodoh banget malah kabur kaya tadi. Seharusnya saya nunggu kamu aja dateng sama polisi,” ucap Grace dengan nada bercanda.
“No, you doing great, Grace. Gue sendiri gak yakin apa polisi-polisi itu bisa bener-bener nyelamatin lo. Kalau lo gak kabur, mungkin Juno dan orang-orangnya akan bawa lo pergi lebih jauh.” Nick menghela napas berat sambil menggelengkan kepalanya, membayangkan hal itu terjadi. Mungkin dia akan lebih membenci ibu kandungnya dan dirinya sendiri.
“Gue gak nyangka lo lebih berani dari yang gue pikirin,” imbuh Nick seketika membuat Grace menepuk lengannya sambil tertawa. Tawa itu menular pada Nick yang sebenarnya tidak berniat bercanda sama sekali.
Tawa mereka seketika luntur ketika pintu ruang rawat Grace tiba-tiba terbuka. Keduanya sama-sama melirik ke arah pintu dan saat itu juga suara melengking Bianca memenuhi ruangan tersebut.
“Oh My God, Grace!” pekik Bianca refleks memberikan anak laki-lakinya ke gendongan Chris dan dia berjalan menghampiri Grace dengan raut wajah kaget bukan main. Sementara Grace yang tidak tahu Bianca akan datang, seketika melirik ke arah Nick.
“Gue yang ngabarin dia, tapi gue gak ekspektasi dia bakal ke sini,” bisik Nick sambil beranjak dari duduknya untuk membiarkan sang kakak ipar duduk di dekat Grace.
“Godness! They beat you so bad!” gerutu Bianca melihat luka-luka lebam di sekitar wajah dan lengan Grace.
“Gimana kondisi lo, Grace? Are you okay? Dokter bilang gimana? Lo udah ngelakuin X-Ray?”
Grace sempat tercengang untuk beberapa saat tak siap diberondong pertanyaan-pertanyaan Bianca barusan.
“Honey …” Chris yang sadar dengan sikap Bianca yang terkesan agresif pada Grace yang masih terluka dan mungkin mengalami trauma akibat penculikan itu, maka ia berusaha menenangkan sang istri.
“Gue udah baik-baik aja kok. Dokter juga bilang, gue cuma perlu banyak istirahat. Gue udah periksa X-Ray, dan hasilnya gak ada tulang gue yang patah atau semacamnya. Pokoknya semuanya aman,” jawab Grace tersenyum.
Bianca menarik napas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya perlahan. Dia merasa amat lega setelah mendengar penjelasan Grace tentang kondisinya. Jika terjadi sesuatu yang parah kepada sahabatnya ini, mungkin dia akan merasa bersalah seumur hidup.
“Grace, I’m apologize. Gara-gara Nick, kamu jadi begini,” ucap Chris terlihat benar-benar merasa tak enak kepada Grace. Namun, dengan cepat Grace menarik kedua sudut bibirnya untuk tersenyum.
“Kali ini bukan salah Nick, kok. Saya baik-baik aja,” jawab Grace.
“Glad to hear that,” sahut Chris tersenyum lebar. Kemudian, dia beralih kembali pada Bianca.
“Aku harus bicara dengan Nick,” ujar Chris meminta tolong istrinya untuk memegangi putra kecil mereka lagi. Bianca menganggukkan kepala, lalu memangku sang anak. Sementara itu, Chris menoleh pada Nick dan mengisyaratkannya untuk keluar dari ruang rawat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BAD HOUSEMATE
RomanceGrace melewati malam tahun baru terparah seumur hidupnya. Dia menyerah dengan Ezra, laki-laki yang dicintai sejak 2 tahun lalu di klub malam yang pertama dan mungkin terakhir kali dia pijaki. Siapa sangka malam itu, dia juga bertemu dengan seorang l...