“Gue cuma perlu lo untuk tunggu gue 2 tahun, Grace. Setelah itu, i promise i’ll fix it. Gue akan jadi laki-laki dewasa kaya yang lo bilang.”
Grace menghentikan langkahnya di depan pintu masuk gate penerbangan Bandara Soekarno Hatta bersama Bianca, Chris, dan Nick. Keduanya tersenyum sumringah ketika mereka berada di tempat perpisahan kali ini.
“Aku gak tahu apa yang kamu pikirkan tentang laki-laki dewasa itu. Tapi apapun itu, aku berharap kita akan segera ketemu lagi ...”
“Thank you ya, Grace. Semoga lo sehat-sehat terus dan bahagia. Gue sekeluarga pamit, ya,” ucap Bianca sambil memeluk Grace erat-erat. Grace pun membalas pelukan hangat itu dengan perasaan lega.
“Safe flight, ya. Kabarin gue begitu kalian sampe,” bisik Grace. Bianca mengangguk, lalu dia melepaskan pelukannya.
“Inget kata gue, hati-hati sama cowok,” ujar Bianca seketika membuat Grace tertawa pelan sambil menganggukkan kepala.
“Grace,” panggil Chris sambil melambaikan tangannya, sementara tangan satunya lagi menggendong William. Grace pun membalas lambaian tangan itu sambil tersenyum.
“Nick!” panggil Bianca.
“Duluan aja, gue mau ngobrol bentar.”
Bianca mengangguk dan menyusul Chris yang sudah lebih dulu pergi. Dan kini, tinggal Nick yang masih berdiri di hadapan Grace. Menatap lagi ke kedua mata bening Grace, seolah menikmatinya sebelum dia harus berpisah dengan Grace.
“ ... Dengan perasaan yang sama.”
Nick meraih tangan Grace, lalu dia memakaikan sebuah gelang tali dengan bandul huruf inisial ‘N’.
“Gue harap lo masih pakai gelang ini waktu gue balik ke sini.”
“Curang. Gelang ini bisa bikin saya jadi perawan tua,” sindir Grace.
Nick hanya tersenyum, kemudian dia menggenggam tangan Grace erat-erat.
“Nick, udah deh. Nanti diliat orang gak enak,” bisik Grace mencoba melepaskan tangannya dari Nick.
“Inget, Grace. Chat sama telepon gue harus selalu dibales, atau gue akan balik ke Indonesia.”
Kini, giliran Grace yang tertawa pelan mendengarnya.
“Udah sana nanti ketinggalan.”
“I love you, Grace.”
Grace tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
“Jawab dong.”
“Nick udah sana. Nanti telat.”
“Okay, ini akan lebih cepet kalau lo jawab, Grace.”
Grace menahan napasnya, ia melirik ke kanan dan ke kiri memastikan tak ada yang sedang memerhatikannya.
“I love you, Nick,” ucap Grace tersenyum. Sontak, senyum Nick semakin cerah dan perlahan dia mengecup kening Grace hingga perempuan itu tersenyum cerah sambil mengelus-elus lengannya.
“Gue pergi dulu, ya. Jaga diri lo baik-baik, Grace,” bisik Nick. Lantas Grace menganggukkan kepalanya.
“Kamu juga, be a good guy,” sahut Grace. Nick tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Perlahan, dia melangkah mundur, kemudian dia berbalik pergi dari hadapan Grace.
Grace tak tahu akan seperti apa dia dan Nick kedepannya. Bukannya Grace juga tak mempercayai Nick, hanya saja Grace tahu secinta apapun perasaan Nick saat ini padanya, Nick hanyalah laki-laki muda yang mungkin saja terpikat dengan perempuan lain di sana. Namun, setidaknya Grace merasa sangat lega karena dia sudah menyatakan perasaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BAD HOUSEMATE
RomanceGrace melewati malam tahun baru terparah seumur hidupnya. Dia menyerah dengan Ezra, laki-laki yang dicintai sejak 2 tahun lalu di klub malam yang pertama dan mungkin terakhir kali dia pijaki. Siapa sangka malam itu, dia juga bertemu dengan seorang l...