08. pacar haga

34 13 0
                                    

Hari ini Rena tidak pulang bersama Reno. Dia sengaja menyuruh Reno untuk pulang lebih dulu dengan dalih akan kerja kelompok. Tadinya Reno memang tidak percaya, tapi untungnya Rajev mau dia mintai tolong untuk berpura-pura jadi teman sekelompoknya dan bilang ke Reno kalau Rena akan pulang dengannya. Baru setelah itu Reno percaya dan mau pulang duluan.

Sekarang Rena lagi di halte bersama beberapa anak kelas sepuluh yang menunggu jemputan. Tadinya memang labih ramai, tapi mereka sudah pergi lebih dulu entah dengan transportasi umum, online, atau pribadi.

Rena sendiri masih asyik memperhatikan kendaraan-kendaraan yang lewat tanpa ada niatan untuk pulang. Kalau dia pulang sekarang bisa-bisa kemarahan Reno padanya jadi berkali-kali lipat karena tahu tadi Rena telah menipunya.

"Cowok regu lo yang tadi dihukum namanya siapa, Ay? Ganteng banget gila! Udah tinggi, mulus, hidungnya mancung, suaranya sleep call-able lagi. Inpo-inpo, dong!"

"Haga Shankara kalo nggak salah. Aku nggak begitu kenal."

Mendengar nama familier disebut, kepala Rena secara otomatis langsung menoleh pada dua orang siswi yang duduk berdampingan dengannya. Dari tampilan mereka yang masih mengenakan seragam olahraga SMP, dapat Rena pastikan jika mereka adalah anak kelas sepuluh.

"Gilaa! Namanya aja ganteng banget! Lo tau nomor dia nggak?"

Rena diam-diam berdecih ketika mendengar salah satu dari gadis itu berucap demikian. Andai saja anak  itu tahu bagaimana kelakuan Haga, pasti segala pujian yang dia lontarkan akan langsung ditelan bulat-bulat.

"Enggak. Entar aku coba tanyain ke Kak Lavi."

"Nah, sip! Ini baru temen gue!" Gadis berkucir kuda itu berseru senang. Sementara temannya yang dikepang dua hanya tersenyum simpul. "Btw, Kala yang seregu sama lo juga cakep deh, Ay. Tapi sayang, dia udah sama Kak Lavi," lanjutnya yang memunculkan denyutan nyeri di hati Rena.

Pacarnya lagi di sebelah lo bisa-bisanya lo nyebut Kala sama Lavi?

Gadis yang dipanggil 'Ay' menggeleng tidak setuju. "Biasa aja, tuh. Reno lebih ganteng!"

"Idihh." Temannya mencibir. "Lo beneran suka sama dia? Gue ngelihat wajahnya aja udah merinding duluan. Bisa-bisanya seorang Ayesha Shakira yang mentalnya lebih klemar-klemer dari yupi suka sama cowok kayak Zareno Charaka."

Telinga Rena memanas. Zareno Charaka yang lagi mereka bicarakan itu adiknya?

Akhirnya, Rena yang sejak tadi cuma berani melirik lewat ekor mata pun memberanikan diri untuk menatap dua gadis itu secara terang-terangan. Jadi perempuan dengan rambut berkepang dua serta berwajah polos itu bernama Ayesha Shakira? Jangan-jangan anak ini yang kemarin membuat Reno dihukum dan dipermalukan karena tidak sengaja membuat gadis itu terjatuh.

Ekhem!

Atensi tiga perempuan yang masih tersisa di halte itu langsung teralihkan pada tiang sebelah kanan halte di mana seorang lelaki dengan jaket hitam serta celana bahan berwarna serupa tengah bersandar sambil memasukkan telapak tangan ke saku celana.

Rena cuma melirik sekilas. Pura-pura tidak kenal dan berlagak sibuk memandangi jalanan. Namun, lain hal dengan gadis di sebelah Ayesha yang sudah heboh menyikut-nyikut lengan Ayesha.

"Apa gue harus jadi mobil dulu biar bisa dilihatin sama lo?" Haga dengan wajah datar berucap di luar dugaan entah pada siapa.

Sejujurnya leher Rena sudah gregetan ingin menoleh dan memandang wajah lelaki itu. Tapi, dia masih ingat kalau di sini masih ada dua gadis selain dirinya. Siapa tahu yang Haga ajak bicara itu salah satu dari mereka. Makanya dia menahan diri mati-matian untuk tak sampai menoleh.

FOOLAFFAIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang