8

13.3K 2.3K 785
                                    




lagi apa beb.



takut gue yg kangen kalian.


makanya komen yg banyak biar rajin publish





8.




"Baik, Ibu bagikan kelompok di grub ya, silahkan kalian kerjakan tugas ini sampe minggu depan. Terimakasih."

"Makasih, Bu!"

"Makasih, Bu Lia!"



"Yes, gue dapet Lucas." Seorang gadis tersenyum puas. Ia langsung menoleh ke kursi belakakng, mencuri pandang kepada Lucas yang sedang bermain hp. Selalu menarik dengan setelan hitamnya. Bahkan paling benderang di antara banyaknya mahasiswa.

"Seneng lo, hah?"

Kelly tersenyum puas kepada sahabatnya. "Kita cancel main ya, mau ketemu ayang dulu."

"Dih dih??"

"Byeeee!" Kelly beranjak sambil meraih tas kecilnya. Ia berjalan menghampiri Lucas yang hendak melangkah keluar. "Lucas Lucas," panggilnya.

Kelly terus berjalan kerena Lucas tidak menoleh. Ia pun menepuk bahunya membuat cowok itu berhenti, ia menoleh sambim melepas headphonenya. Menatap Kelly dengan alis terangkat.

"Gue Kelly, kita bakal sekelompok, tau kan??"

"Tau," jawab Lucas.

"Mau ngerjaiin di mana? Sekarang??"

"Di mana aja, sekarang nggak bisa."

"Kenapa?" tanya Kelly. "Pasti latihan lari, ya?? Btw congrats buat medali yang lo menangin minggu lalu, keren sumpah."

Lucas melirik sekilas sementara matanya fokus memeriksa hp menunggu balasan pesan dari Naura. "Thanks."

"Kalo nggak hari ini kapan??"

"Atur aja," Lucas langsung berbalik pergi membuat Kelly melipat bibirnya maklum. Dia beneran effort banget ambil kales ini padahal beda jurusan, semua demi melihat Lucas.

"Ada yang nggak jadi nih ceritanya??" Sahabatnya muncul membuat Kelly menoleh.

"Cuek banget tuh cowok," cibir Kelly.

"Ada cewek kali."

"Nggak mungkin," Kelly mendengus.

"Kenapa lo bisa bilang nggak mungkin? Kaya tau selera dia aja,"

"Coba aja kalo ada yang bisa dapetin Lucas, mau gue liat orangnya, mana mana???" Kelly membusungkan dadanya sambil tertawa. "Gue samperin lo, Mba."

"Si goblo HAHAHAAHHA,"






💋💋💋💋💋💋💋




"La!"

Ela berbalik, tersenyum kepada Leon yang sudah menunggu di meja. Ia pun mendatangi pria itu, meletakkan tasnya di kursi sebelah. "Mentang-mentang udah jadi pelatih pake baju olahraga mulu,"

Leon tertawa. "Sebuah kebanggan lah,"

"Kenapa lo ngajak ketemu?"

"Laki lo marah—"

"Halah halah basi," decak Ela. "Ayo to the point, gue abis ini ngajar."

Leon mendengus. "Buru-buru amat, reuian dulu lah sama temen SMA."

"Yaudah iya, pesen udah?" tanya Ela sambil mengangkat satu jarinya untuk memanggil barista. "Kak, mau leci tea satu, ya. Lo?"

"Americano aja, Kak."

Meet Me At Night ( AS 12 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang