Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
pernah sebahagia ini
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
yg udah baca MLP sama my frenemy pasti paham karakter ela gimana. kayak dua org yg beda ya. berarti bener, seiring bertambahnya usia orang bs berubah bgt.
11.
Ela mendongakan kepala dengan posisi tubuhnya bersimpuh lutut di lantai, menghadap segala barang yang berserakan, wajahnya terlihat lelah dan putus asa. "Kamu kenapa masih di sini?" tanyanya dengan napas tercekat.
Lucas berdiri di depan pintu terbuka, ia melangkah berani, menginjak beberapa pecahan kaca dengan sepatunya. Lalu meraih pinggang Ela dan mengangkat tubuhnya membuat suasana mendadak terasa melambat, Ela jelas terkejut. Ia diturunkan lagi di depan pintu karena tujuannya agar tidak menginjak pecahan kaca.
"Maaf ikut campur," Lucas meraih tangan Ela dan menariknya keluar dari rumah.
Akan tetapi Ela menahan tangan Lucas jadi mereka berhenti. "Ibu mau di rumah aja, Lucas. Kamu lebih baik pulang,"
Lucas menoleh. "Dia barusan pergi, kenapa masih stay?"
"Kamu belum dewasa buat paham masalah ini—"
"Aku cukup umur buat paham ada kdrt di sini, you let this happen everyday kayak kekerasan hal yang normal. Mau debat soal ini, aku bisa jawab omongan kamu."
Ela tertegun, karena tidak bisa mengelak kalimat Lucas yang memang benar. Dia sejak awal malah malu, orang lain jadi tau bagimana wajah asli rumah tangganya. Apalagi anak semuda Lucas.
"Makasih udah peduli sama Ibu, tapi kamu pulang aja."
Lucas menatap Ela tanpa ekspresi. "Tadi mending nggak usah pulang."
