42

10.5K 1.8K 72
                                    










42.







"Pak Leon," Rangga siang itu berlari kecil menyusul Leon yang baru saja keluar dari ruang ganti. "Pak Pak, udah liat di luar belum?"

"Kenapa sih?" tanyanya.

"Fans Martin pada dateng, Pak," lapornya. "Pada bawa spanduk gede gede ngataiin Lucas. Gimana, Pak? Mereka heboh banget dari tadi teriak minta Lucas jangan dimainin,"

"Duh," Leon menggaruk alisnya bingung. "Pada bayar tiket atau maksa masuk?"

"Mereka sengaja bayar tiket biar bisa masuk nonton, sumpah Pak parah banget di luar kasian Lucas misal dia tanding liat banyak yang nyorakin dia," kata Rangga panik.



Klek!




Lucas keluar dari ruangan membuat mereka berdua menoleh. "Apa?" tanyanya memandang mereka berdua bergantian.

Leon meraih lengan Lucas dan Rangga mengikuti di belakang. "Inget, fokus aja sama pertandingan nggak perlu liatin sekitar kamu, inget tujuan kamu apa. Paham?"

Lucas diam sesaat, langsung paham apa maksud Pak Leon mengatakan hal tersebut. Ia menghembuskan napasnya berat, berlalu begitu saja keluar dari gedung menuju lapangan pertandingan.





"LUCASSSS!!!"

"LUCAS LOSE LUCAS LOSE!!!!"

"LUCAS KALAH MARTIN MENANG!!!"

"MARTIN MARTIN MARTIN!!!!!"

"WOI LUCAS!!"




Lucas berdiri dengan kepala terangkat memandang kericuhan di tribun membuatnya sempat tersentak dalam hati namun ia tetap melangkah tak peduli. Pemuda itu berdiri di samping peserta lainnya.



"100 meter putra, stadion hari ini sangat ricuh dan penuh ya permisa. Ini dia sprinter sprinter terbaik, manusia tercepat yang akan menggemparkan turnamen hari ini. Dan kita bertemu lagi dengan Lucas Evans."



"Lalu ada Tegar Diansah, Andi Derano, unggulan kita Prasetya Adi, Muh Deni dan Aldebrian."




"MARTIN! MARTIN! MARTIN!!!"

"LUCAS SEMANGAT LUCAS!!!"









Lucas membungkuk menyiapkan dirinya begitu pula peserta lain. Ia memandang garis finis tanpa ekspresi, pemuda itu menunduk mengatur napasnya dulu agar tenang.





Duar!!



"MARTIN GO MARTIN!!!!!"

"MATI AJA ELA MATI!!"




Lucas yang sedang berlari seketika berhenti dan mencari sumber suara tersebut membuat Leon yang sedang duduk di tribun langsung berdiri. "LUCAS LANJUT LARI LUCASSS!!!"


Sementara Lucas masih berdiri sambil melihat sekitar, tanpa basa-basi keluar dari garis lapangan dan melompat naik ke tribun membuat beberapa orang memekik kaget. Lucas dengan raut marah di wajahnya menarik kerah salah satu pemuda yang memegang spanduk paling besar dengan berbagai kata hinaan.

"Bilang apa soal Ela lo?" Lucas menarik kerah orang itu kuat. "Bilang apa bangsat?!" bentaknya sambil melayangkan bogeman mentah di wajahnya. "BILANG APA HAHHH?!!"

"AAAAAA!!!"

"UDAH WOI UDAHHHHH!!"

"LUCAS!!"

Lucas masih dengan emosi melayangkan pukulan kepada salah satu penonton sampai Pak Leon dan Rangga datant menarik bhau Lucas sampai termundur. Kemudian menarik paksa anak itu keluar dari tribun membuat suasana makin ricuh.




Lucas menoleh memandang semua peserta mencapai garis finish membuat kedua tangannya mengepal. "Anjing!" umpatnya menepis tangan Leon dan Rangga, lalu melangkah pergi dari lapangan.


"Lucas!" panggil Leon mengikutinya. Ia terpaksa berlari karena langkah anak itu terlalu cepat. "Ini soal masa depan kamu, Lucas! Dewasa tolong!"


Lucas tak menggubris teriakan pelatihnya. Ia terus berjalan keluar dari gedung. Melewati banyak orang yang sedang mengacungkan ponsel mereka ke arah Lucas jadi pemuda itu menunduk sambil berdecak tidak nyaman.



Lucas terus berjalan sampai di parkiran, menoleh karena Pak Leon sudah tidak mengikutinya. Ia duduk di atas motor dulu, berusaha menghubungi nomor Ela sejak tadi namun tidak diangkat. "Angkat La," decaknya frustasi. "Anjing."


Lucas yang hendak meraih helm tiba-tiba terurungkan saat sebuah pukulan didaratkan di wajahnya sampai tubuh Lucas terbanting ke tanah. Lengan kanannya yang membentur aspal langsung terasa sakit, ditambah pelakunya menendang perut Lucas dengan ujung sepatu yang tebal. Lucas jelas kehilangan tenaga, pemuda itu meringkuk di tanah sambil memegangi perutnya. Ia yang hendak berdiri digagalkan saat sosok bermasker tadi memyalakan mesin motornya dan terus melaju sampai menginjak betis Lucas dengan roda motor.


"ARGHHHHHH!" teriak Lucas kesakitan. "BANGSAT!!"






Lucas meringkuk di tanah sambil memegangi kakinya yang kesakitan. Tak lama kemudian beberapa orang datang mengerubunginya, disusul Leon yang langsung menyeruak di kerumunan.






Bersambung....

Meet Me At Night ( AS 12 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang