29

11.9K 1.9K 144
                                    

"kenapa martin malah publish ela?"

gamao dicere. cari pendukung. ngerasa bersalah abis mukul ela. dia publish sesudah mergokin lucas sama ela makanya martin makin panik, jd cari cara gmn biar bisa bikin ela sm lucas ga lanjut. berhasil kan itu nyatanya.





















29.







Lomba telah selesai begitu pula kontrak Ela menjadi pelatih atlit. Leon masih berusaha memaksa untuk melatih tapi Ela menolak dan memilih pulang. Situasi sudah semakin rumit, Ela lagi-lagi tak punya pilihan atas hidupnya sendiri.

Satu minggu ini dia kembali mengajar di sekolah dasar karena murid-murid sudah selesai liburan. Ela kembali ke situasi awal, rutinitas awal, dan keadaan awal.



2 bulan ini terasa seperti mimpi. Kenangannya hilang dalam sekejap.



Ela seakan sudah bangun dan kembali menghadapi dunia nyata yang masih sama. Berada di rumah bersama pria yang paling menyakiti dirinya selama ini. Tak bisa keluar dari rumah tersebut karena situasi tidak mendukung.




Ela bodoh. Terpengaruh dengan ucapan jahat Martin. Tapi nyatanya ketakutan Ela lebih besar daripada keinginannya untuk mengakhiri rumah tangga mereka.





"Baik anak-anak Ibu akhiri kelas hari ini, terima kasih. Jangan pergi dari sekolah sebelum orang tua jemput ya, kalo belum ada kabar bisa lapor ke Bu Ela di kantor."

"Terimakasih Bu Ela!"

"Makasih, Bu Ela!"

Ela menunggu murid-muridnya keluar dari kelas dulu baru ia mengikuti di belakang. Sambil menenteng buku Ela berjalan kembali menuju ruang guru. Menyapa beberapa guru di dalam sebelum duduk di kursinya.

"Bu Ela?" Bu Hanum melewatinya. "Mau ikut kita makan?"

Ela mendongak dan berhenti mengetik. "Duluan aja nggak papa Bu Hanum, saya lembur."

"Urus nilai ujian, ya?" Talita di belakang menimbrung. "Semangat, Bu Ela."

"Harus semangat," Ela mengangguk sambil tersenyum tipis.

"Nggak nyangka ya," Hanum menghela napas. "Ternyata laki-laki idaman Ibu-Ibu kayak saya istrinya ada di sini, hebat banget kalian merahasiakan hubungan ini."

"Kalo boleh kirim salam ya bilang Talita penggemar filnya True Action," kata Talita cengengesan.

Ela tersenyum tipis saja. "Iya,"

"Duluan nggak papa ya ini?"

"Iya aman," Ela mengangguk.

"Jangan lupa makan, Bu!"

"Jangan terlalu capek ya, Bu Martin!"



Ela tersenyum tipis sambil memandang kepergian mereka. Ia kemudian melihat sekitar yang sepi, dan langit mulai menggelap karena mendung. Entah kapan musim hujan ini akan berhenti.


Ela memandang lama layar komputer, jarinya masih belum bergerak untuk melanjutkan pekerjaan. Malah tiba-tiba suasana hatinya berubah, jadi wanita berkemeja putih itu menyender di kursi dengan tatapan lelah.



 Malah tiba-tiba suasana hatinya berubah, jadi wanita berkemeja putih itu menyender di kursi dengan tatapan lelah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Meet Me At Night ( AS 12 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang