"Happy Reading"
Orang selalu mengatakan kalau warna putih menunjukkan rasa damai dan kesucian, namun kali ini Cakra membenci kalimat itu. Rasa kebenciannya sangat mengalir deras, hatinya sakit dan terasa hancur.
Peti mati berwarna putih itu turun bersamaan dengan turunnya hujan di sore hari ini, dengan foto gadis cantik yang berada di figura yang semasa hidupnya masih bisa tersenyum dengan kecantikan yang dia miliki.
Di saat orang lain melindungi baju hitamnya dari basahnya air hujan, namun berbeda dengan Cakra. Dia membiarkan tubuhnya di terpa air hujan sembari menatap kosong ke arah peti mati yang telah masuk sempurna ke dalam tanah.
Bima, sebagai kakak sepupu dan orang paling dekat dengan Abhimaya Nadeline memutuskan mengantarkan adik kecilnya itu ke peristirahatan terakhirnya. Walaupun terlihat tegar, Bima hampir kehilangan kesadarannya saat mengetahui kabar Abhimaya yang meninggal secara tragis. Bima yang selalu sangar dan sangat menyeramkan saat bertarung, namun saat melihat keadaan Abhi bahkan kakinya tidak sanggup menompang rasa hancurnya.
Setelah melalui rangkaian otopsi, telah di temukan fakta bahwa seorang gadis berumur 17 tahun bernama Abhimaya Nadeline mengakhiri hidupnya karena stres berat yang dia alami. Terdapat luka sayatan di sekujur tubuhnya dan korban sempat menggunting rambut nya sebagai rasa pelampiasan stres yang dia alami, namun tekanan kuat pada tenggorokan yang korban alami membuat korban kehilangan nyawanya.
"Bahkan semesta ikut berduka atas kehilangan lo Bhi"
Cakra meletakkan bucket bunga mawar di atas gundukan tanah, dia berjongkok dan mengusap nisan yang bertulisan nama sahabat wanitanya itu.
"Istirahat yang tenang Bhi, gua bakal balas apa yang udah mereka lakuin sama lo. Selamat ulang tahun yang terakhir kali Bhi, gua sayang sama lo."
('∩。• ᵕ •。∩')
Cakra kembali ke rumahnya dengan keadaan yang sangat jelas tidak baik-baik saja, dia melepaskan seluruh pakaiannya dan membiarkan tetesan air dari shower membasahi tubuhnya. Dia menatap ke arah kaca yang berada di dalam bilik showernya, dan sedetik kemudian.
Prang...
Darah segar mengalir di punggung jari tangannya dan keadaan kaca tersebut hancur berkeping-keping, dia kembali mengingat hari terakhir dimana dia bertemu Abhi.
Cakra mengambil nampan berisikan masakan rumah sakit, lalu menyuapkan dengan penuh hati-hati.Laki-laki itu tersenyum ke arah gadis yang berwajah pucat namun kecantikannya tidak pernah luntur akan hal itu.
"Makan yang banyak Bhi, gua mau lo sembuh"
Abhi mengangguk dengan semangat lalu menerima kembali suapan dari Cakra, dengan cara gaya dia makan yang menggerakan kepalanya ke kanan ke kiri saat dia merasa senang dengan makanan tersebut membuat Cakra tersenyum.
"Ummm enak, apalagi yang suapin lo hahaha" Cakra hanya tersenyum dia mengambil butiran nasi yang berada di sudut bibir Abhi sembari menatap lekat mata gadis itu.
"Bentar lagi lo ulang tahun, masih tetep mau gua beliin panda hidup?" Cakra kembali menyuapi Abhi, walaupun bibirnya tersenyum mata gadis itu tidak bisa berbohong akan sakit yang dia tanggung.
Abhi menggelengkan kepalanya dengan cepat lalu tersenyum, senyuman yang mungkin di rindukan Cakra sekarang.
"Gua udah ga mau panda. Gua mau mawar segar buat hari ulang tahun gua, Itu aja. Lo pasti bisa kasih kan?"
Cakra mengusap keningnya kembali, Abhi benar-benar sudah berniat ingin mengakhiri hidupnya. Cakra mengerti saat laki-laki itu ingin menuruti kemauan Abhi namun Abhi malah menolaknya, biasanya gadis itu akan selalu merengek minta di belikan panda asli.
![](https://img.wattpad.com/cover/353438616-288-k283449.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Behind A Helmet
Teen FictionStella Nova seorang gadis remaja cantik yang berhasil memikat banyak orang, gadis yang baru saja memasuki umur 17 tahun. Namun kini sudah memiliki banyak teman dan fans, yang ternyata diam-diam menyukai captain dari gotreasure. Geng yang terkenal tu...