"Happy Reading"
Rachel terus melangkahkan kakinya menyusuri area perkemahan dengan perasaan kesal. Dia menendang-nendang batu kecil, namun saat ia menendang sekali lagi batu itu berhenti di kaki seorang wanita. Rachel mengangkat kepalanya, dia sedikit terkejut dengan penampakan wanita di depannya.
"Lo kenapa Nara?!"
Rachel langsung menangkap tubuh Nara yang hampir jatuh ke tanah. Terlihat wajah Nara sangat pucat, keringat juga membanjiri keningnya seperti bulir jagung. Rachel mengusap keringat itu dengan sapu tangan yang ia bawa.
"Nara? Bangun Nara? Lo kenapa?!"
Rachel panik ketika mata Nara tertutup rapat, namun tubuhnya terasa sangat panas seperti di serang demam tinggi.
"Tolong!"
"Tolong!"( ◜‿◝ )
Berbeda dengan Rachel, Nolan melihat punggung Rachel menjauh darinya pun memilih untuk tidak mengejar wanita itu. Karena Nolan sangat yakin dia akan kembali mendapat tinjuan maut dari Rachel jika ia berani menggoda wanita itu lagi, sambil memegangi rahangnya Nolan menuju ke tempat temannya berkumpul.
Terlihat ada seorang pria bertubuh tinggi dan tegap, terlihat tampan dan bisa di perkirakan berumur 40 tahun. Namun Nolan ragu dengan pendapat nya sendiri kalau pria itu berumur 40 tahun, karena fisiknya terlihat lebih muda dari pemikiran nya.
Nolan menggelengkan kepalanya dan mengabaikan pemikiran nya mengenai pria itu, ia menghampiri teman-teman nya yang saling berinteraksi satu sama lain. Nampak seorang gadis yang kepalanya di usap oleh pria itu dan tentunya Nolan mengenali gadis itu.
"Papah ga perlu repot-repot bawain Rora makanan"
Aurora membuka paperbag yang ukuran nya lumayan besar dan melihat isi dari paperbag itu, terdapat begitu banyak jenis makanan.
"Papah sengaja bawain Rora makanan, biar bagi-bagi sama teman nya. Jangan lupa di makan ya"
Aurora tersenyum manis ke arah papah nya itu dan memeluk erat pria yang ternyata adalah Papah nya itu. Nolan memilih duduk di samping Bima yang sedang membukakan kacang untuk Diana.
"Papah Rora?" Tanya Nolan ke Bima yang dijawab anggukan oleh Bima.
Nolan kemudian mengambil beberapa butir kacang ditangan Bima dan memakannya, yang membuat Nolan mendapat pukulan di lengannya dari Bima.
"Gua bukain buat Diana"
Nolan hanya tertawa, dia mengambil selembar tisu lalu mengusap sudut bibirnya.
"Lu kenapa Lan? Ko bibir lu berdarah?" Celetuk Shaka yang memperhatikan Nolan sedari tadi.
"Di tonjok Rachel" ucapnya dengan nada malas yang membuat semua teman nya tertawa mendengar ucapan Nolan.
Aurora melepas pelukan nya dan menatap ke arah Nolan.
"Ih ka Nolan mah suka banget bikin kak Rachel kesel, udah tau dia galak"
Papah Aurora melihat ke arah Nolan, lalu meminta asistennya mengambil kotak P3K di bagasi. Pria yang merupakan asisten pribadi Papah Aurora mengambil kotak P3K dan di sambut oleh Papah nya Aurora.
Pria itu lalu menghampiri Nolan dengan senyuman ramah nya, bahkan dia mengambilkan kapas serta obat luka yang berada di dalam kotak P3K itu.
"Cinta memang buta, namun jangan mau dibutakan dengan cinta" Pria itu memberikan kapas yang sudah di tetesi obat luka ke arah Nolan.
"Terkadang cinta bisa membuat hidup kita hilang arah dan membuat seseorang yang sedang jatuh cinta menjadi gila"
Nolan hanya tertawa kecil dan menerima kapas lalu mengobati lukanya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Behind A Helmet
Teen FictionStella Nova seorang gadis remaja cantik yang berhasil memikat banyak orang, gadis yang baru saja memasuki umur 17 tahun. Namun kini sudah memiliki banyak teman dan fans, yang ternyata diam-diam menyukai captain dari gotreasure. Geng yang terkenal tu...