Lavender

296 25 3
                                    

"Happy Reading"

"Dia pulang bareng gua. Ayo Stel, sekalian kita beli obat lo dulu"

Tangan kekar yang terasa dingin itu terasa begitu erat menggenggam pergelangan tangannya. Tatapan Stella beralih ke arah laki-laki tersebut, dia Cakra Dhega. Entah apa yang habis dia lakukan, namun terlihat Cakra sudah tidak mengenakan pakaian sekolahnya. Hanya menggunakan celana dan baju kaos hitam senada.

Namun bukan itu yang Stella pikirkan, melainkan wajah Cakra terlihat sedikit pucat dan terdapat lebam pada sudut bibirnya dan keringat yang membasahi keningnya. Tampan! Sangat tampan!

Pandangan Stella beralih ke arah berlawanan, tangan kanannya di genggam laki-laki yang mengajaknya pulang bersama pertama kali. Dia Dione Mahendra, Leader muaythai. Laki-laki yang juga menjadi salah satu most wanted SMA Wismagama. Tidak jauh berbeda dengan Cakra, pipi Mahen terlihat lebam dan jelas sekali lebam itu membiru.

Tanpa Stella sadari Cakra menggenggam lengan Mahen dan menepisnya dengan kasar dari tangan Stella. Laki-laki itu tanpa bicara menarik tangannya dan membukakan pintu mobilnya, menatap Stella untuk segera masuk. Namun langkah Stella terhenti ketika mencium aroma ekaliptus yang keluar dari mobil Cakra.

"Kenapa harus ekaliptus? Udah mabuk mobil di tambah ekaliptus." Batin Stella saat mencium aroma mobil Cakra, perut nya terasa mual.

"Masuk, gua ganti di dalem."

Ganti? Apa yang di maksud Cakra? Dengan berat hati Stella segera masuk ke dalam mobil Cakra, walaupun dengan menahan nafas mau tidak mau Stella ikut saja dengan Cakra. Kalo di pikir-pikir lagi, sepertinya angkutan umum jam segini dengan keadaan seperti ini pasti susah dia temukan.

Cakra menyusul masuk ke dalam mobil, dari kaca mobil terlihat Mahen yang menatap tajam ke arah Cakra. Entah apa yang terjadi dengan mereka, Stella berfikir mereka sedang tidak baik-baik saja.

Laki-laki yang berada di sampingnya saat ini bukannya menjalankan mobilnya, melainkan Cakra sibuk mengambil sesuatu dan melepas botol pengharum mobil yang terlihat masih baru dan membuangnya keluar mobil lalu menggantinya dengan pengharum baru.

Ya! Itu bau lavender!

Tanpa berbicara seolah tau ada ribuan pertanyaan di otak Stella, Cakra memilih diam dan mengambil selimut dari kursi belakang memberikannya ke Stella. Benar-benar tanpa bicara laki-laki itu menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Hening, keadaan mobil saat ini sangat hening walaupun di luar hujan terlihat sangat deras. Meskipun keadaan di sekitar Stella saat ini hening, otaknya sangat berisik. Begitu banyak pertanyaan yang ingin di tanyakannya kepada Cakra saat ini.

"Anggap ucapan terimakasih udah mau bantu gua"

Suara itu terdengar jelas sangat lembut, tidak seperti biasanya. Kali ini Cakra bicara dengan lembut dan bahkan tatapannya terlihat seperti orang sangat lelah.

Dengan keberanian secuil pasir Stella berusaha membuka mulutnya dan berani mengajukan satu pertanyaan yang paling mengganggu otaknya.

"Bibir lo... Kenapa?" 

Baru saja pertanyaan itu di lontarkan. Sedetik kemudian rahang Cakra kembali mengeras dan tatapan nya kembali menajam. Walaupun dia menatap ke arah depan tetap saja itu sangat terlihat jelas.

Dengan tiba-tiba Cakra menepikan mobilnya di halte yang sudah lumayan jauh dari sekolah. Tanpa menjawab apa pun dia menatap tajam ke arah Stella.

"Keluar"

Seperti di tampar dengan keras Stella tidak percaya dengan apa yang di lakukan Cakra. Namun tatapan Cakra saat ini benar-benar tidak bercanda, dari raut wajahnya jelas 100% dia sedang marah.

Love Behind A HelmetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang