DESA NARA

88 5 4
                                    

"Happy Reading"

Brakk...

"Suara apa itu?" Nolan memberhentikan mobilnya di tepi jalan secara mendadak, tepat setelah mendengar suara seperti benda jatuh yang berada di bagian atap mobil.

Serentak mereka menatap ke arah luar dengan perasaan campur aduk antara takut dan penasaran setelah mendengar suara tadi.

"Emhh" 

Nolan menatap ke arah Rachel yang nampak tidurnya terganggu, namun syukurnya dia masih terlelap. Masih dengan rasa penasaran yang kuat Nolan menyempatkan dirinya untuk membenarkan jaket yang menyelimuti tubuh Rachel, namun saat dia tidak sengaja bersentuhan dengan kulit Rachel tubuh gadis itu terasa sangat panas.

"Rachel demam"

Nolan dengan cepat mengalihkan arah AC yang sedari tadi mengarah ke arah Rachel, lalu menatap ke arah belakang dan menatap Cakra yang terlihat sangat penasaran dengan apa yang terjadi.

"Sebentar, biar gua cek keluar" Baru saja Cakra meraih gagang pintu, suara Stella berhasil membuatnya menghentikan pergerakannya.

"Jangan keluar, siapa tau cuman hewan"

Entah mengapa tiba-tiba Stella merasa perasaannya berubah tidak enak, seperti ada sesuatu buruk yang akan menimpa mereka.

"Iya kak, mungkin cuman monyet hutan di sini" Tambah Nara, berusaha meyakinkan meskipun raut cemas masih terlihat yang membuat Shaka, Cakra dan Nolan semakin bertanya-tanya namun setelahnya Shaka kembali memberikan instruksi ke Nolan.

"Yaudah, kita lanjut jalan aja."

Walaupun ada rasa yang mengganjal dari ketiga orang itu, mereka memutuskan untuk lanjutkan perjalanan. Hingga akhirnya mereka sampai di desa setelah melewati sebuah alas tanpa nama, desa itu berada di kaki gunung. Pemandangan langit malam yang menakjubkan ditambah dengan paduan lampu-lampu rumah warga dan sedikit kabut berhasil membuat mereka melupakan kejadian yang menimpa mereka.

"Nah stop di rumah itu" Nara menunjuk ke arah rumah panggung yang ukurannya bisa di bilang paling besar di antara rumah yang ada di desa ini.

Setelah seluruh mobil mereka terparkir sempurna di lahan kosong depan rumah kakek nenek Nara yang cukup luas, mereka semua memutuskan untuk turun dan mengeluarkan seluruh barang bawaan mereka.

"Rachel masih tidur?" Tanya Stella ke Nolan yang sedang membuka pintu, yang berada di sebelah kiri Rachel.

"Iya, dia demam. Semoga aja cuman pengaruh dingin tadi"

Stella mengangguk lalu menyentuh pipi Rachel, sepertinya demamnya sudah reda dan saat itu juga Rachel membuka matanya menatap ke arah mereka berdua.

"Pusing Chel?" Tanya Stella yang membuat Rachel kebingungan.

"Pusing? Apanya? Gua sehat gini" ucapnya lalu melepas sabuk pengaman yang sebelumnya dia pasang, lalu keluar dari mobil.

"Yakin lo sehat-sehat aja? Tadi Nolan bilang lu demam" Stella berusaha meyakinkan keadaan Rachel, namun Rachel dengan cepat melempar tatapan tajam ke arah Nolan.

"Ga, gua sehat" Dengan tatapan tidak senang Rachel menarik Stella untuk mendekat ke arah Nara dan yang lainnya.

“Sialan lo Lan, bisa-bisanya lo bawa mobil ngebut” ucap Bima yang baru saja keluar dari mobil satunya diikuti yang lain, perkataan Bima tentu saja membuat Nolan, Cakra dan Shaka mengkerutkan kening nya dengan ekspresi heran.

“Lo gila Bim? Jelas-jelas gua kecepatan max aja 60, lagian dari awal gua masuk hutan aja gua sama sekali ga liat mobil lo di belakang mobil gua. Malahan gua ngira lo udah sampe duluan” ucap Nolan yang langsung di timpali Cakra sambil menepuk pundak Bima.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Behind A HelmetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang