Tersesat?

202 12 0
                                    

"Happy Reading"

Suara aliran Sungai yang deras membuat seluruh orang yang ada di bumi perkemahan ini menjadi terhanyut tenang dan melepas penat.

Nolan mengusap pipi Rachel yang nampak tertidur pulas di pundaknya. Tatapan mata laki-laki itu beralih kearah kedua pasangan yang sedang sibuk membantu sang wanita yang membagikan makan siang ke seluruh peserta camping.

Nolan menghela nafas berat, ia menyesesali satu hal. Mengapa dia memilih menggunakan mobil pribadi tanpa mengajak Rachel lebih dulu jika tahu gadis itu kesusahan seperti tadi, lebih baik dia menumbalkan salah satu anak Gotreasure dari pada membiarkan Rachel sendirian dan berakhir seperti ini.

"Nih, bangunin Rachel dulu buat makan" Nolan menerima dua buah kotak makan siang untuknya dan Rachel. Stella duduk di samping Rachel lalu mengusap Pundak sahabatnya itu.

"Rachel makan dulu yu" Rachel hanya bisa merespon dengan gelengan pelan dan mengeratkan pelukannya pada lengan Nolan. Nolan mengisyaratkan kearah Stella untuk membiarkan Rachel istirahat terlebih dahulu.

Dari arah jembatan terlihat Cakra yang baru saja selesai membagikan makanan di bagian sebrang Sungai. Dengan telaten ia melipat kembali kontong plastik yang berukuran besar itu walaupun sambil berjalan.

Laki-laki itu melempar senyuman kearah Stella dan menghampirinya.

"Gua tadi dapet info, lo dapet tugas ngambil air bareng gua" Cakra mendaratkan pantatnya di samping Stella dan tatapannya tertuju pada Nolan yang sedang fokus menatap aliran Sungai.

"Gua jagain Rachel, lo ajak Aaron aja dia belum dapet bagian"

"Yaudah biar gua bareng cewe gua aja"

Stella menatap ke arah Rachel yang nampak tidur sangat nyaman pada pundak Nolan. Ia tidak enak hati jika harus mengambil kenyamanan Rachel lagi.

Stella menggelengkan kepalanya dan menatap ke arah Cakra.

"Enggak, kamu sama Aaron aja aku tuker bagian sama Rachel. Biar dia yang jaga tenda dan aku yang nyari kayu bakar bareng yang lain Dhega"

Cakra menaikan satu alis nya memastikan apa yang di katakan Stella itu benar keinginan gadis itu. Karena sejauh ia mengenal Stella gadis itu sangat malas jalan kaki bahkan gadis itu tidak kuat untuk sekedar jalan di mall, biasanya ia akan menggerutu dan marah-marah tidak jelas.

"Kamu serius babe? Bareng aku aja, jarak mata air ga jauh dari sini dari pada nyari kayu bakar belum lagi kamu takut gelap"

Diam-diam Stella membenarkan ucapan Cakra, bahkan kini dia sedikit ragu dengan pilihannya tapi setelah itu dia mengangguk serius mencoba meyakinkan kekasihnya.

"Yakin ko, lagian aku nyari kayu bakar kan ga sendirian Dhega"

"Biarin cewe lo mandiri Cak, jangan terlalu khawatir gua yakin Stella bisa jaga diri" ucap nolan yang sedari tadi memperhatikan perdebatan mereka.

Stella mengangguk membenarkan perkataan Nolan lalu mendongak menatap kearah Cakra, meskipun kini mereka tengah duduk tetap saja Stella masih kalah tinggi dari Cakra.

Cakra menghembuskan nafasnya perlahan, posisi cakra kini sudah menunduk kearah Stella sebelum mengangguk ia menghapus peluh yang tersisa di pelipis Stella dan mendaratkan kecupan mesra di dahi Stella yang tengah memejamkan matanya menikmati kehangatan yang Cakra coba salurkan.

"Buat kali ini aku izinin kamu pergi bareng yang lain" Mendengar perkataan Cakra, tanpa sadar Stella langsung memeluk erat kekasihnya sambil bilang terimakasih dengan lirih begitupun Cakra yang tersenyum cerah melihat reaksi bahagia dari gadis kesayangan nya. 

Love Behind A HelmetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang