Muay Thai

204 13 3
                                    

"Happy Reading"

Cakra berlari menuju ke lorong rumah sakit dan masuk ke salah satu ruangan, nafasnya terasa memburu. Namun saat dia melihat orang yang ada di benaknya saat ini siuman,  dia tersenyum hangat dan berlari ke arah orang tersebut lalu memeluknya erat.

"Gua kangen lo Bhi"

Kondisi Abhimaya Nadeline saat ini sudah mulai membaik, walaupun luka yang ada di lengannya masih belum sembuh. Di ruangan itu terlihat ada Bima juga di sana, Abhi menahan tubuh Cakra yang memeluknya sangat erat. Dengan susah payah Abhi berusaha menarik nafas.

"Cak, gua ga bisa nafas"

"Woy lepasin adek gua" Bima menarik kerah jaket milik Cakra yang berhasil membuat Cakra melepaskan pelukannya. Cakra menatap Abhi dengan penuh rasa senang, dia menangkup pipi gadis itu lalu mengusap sudut matanya.

"Gua tau lo kuat, gua mau lo bersabar Bhi, dia ga akan bisa lepas gitu aja."

Bima merasa pembahasan ini akan membuat perasaan Abhi memburuk, dia berinsiatif untuk menepuk pundak Cakra pelan lalu menatap lekat mata sahabatnya itu. Cakra paham dengan kode yang di berikan Bima, namun rasa khawatirnya sangat besar ke Abhi saat ini.

Abhi mengusap pundak Cakra, lalu tersenyum. Senyuman yang sangat sulit di artikan.

"Gua bakal berusaha"

Cakra kembali tersenyum, laki-laki bertubuh tinggi itu kembali memeluk Abhi. Kali ini pelukan yang erat rasanya tidak ingin Cakra lepaskan, seolah-olah ini adalah pelukan pertama dan terakhir kalinya.

('∩。• ᵕ •。∩')

Stella menarik topinya sedikit turun untuk menutupi keningnya, saat ini Stella berada di bawah terik matahari dengan rompi berwarna merah maroon yang bertuliskan "OSIS Wismagama" dengan barisan siswa-siswi yang terlambat. Walaupun sekolah mereka sedang sibuk persiapan pensi, kepala sekolah tetap ingin upacara di laksanakan. Alhasil sangat banyak siswa-siswi yang terlambat hari ini masuk ke sekolah.

"Siapa lagi yang belum nulis nama!" Seru Rachel dari barisan kelas X menuju ke depan. Gadis itu dengan rambut terikatnya meletakkan salah satu tangannya di pinggang dan mulai mengecek list nama siapa saja yang terlambat.

"Totalnya ada 43 orang yang terlambat" ujar Stella yang membantu menghitung total orang yang terlambat, Rachel kembali menatap barisan. Bukan Rachel namanya kalau bukan membuat keributan pagi-pagi.

"Masih 41 orang, 2 lagi mana! Ngaku yang belum isi!"

"Udah, absen aja satu-satu namanya" Saran Stella yang di anggukin setuju oleh Rachel.

"Nih lo sebutin, gua perhatiin yang angkat tangan" Rachel memberikan lembaran absen itu, absen mulai di sebutkan satu persatu. Dengan teliti Rachel memperhatikan orang yang mengangkat tangan, namun baru urutan ke dua Rachel langsung minta Stella berhenti lalu mengambil absen yang di pegang Stella.

Dia meneliti satu persatu nama yang tertulis di kertas itu, mata Rachel kembali menatap ke arah barisan dan memicingkan mata dia. Rachel melangkahkan kakinya ke arah barisan kelas XI, dia menuju ke barisan belakang lalu berhadapan dengan dua orang laki-laki yang nampaknya berusaha bersembunyi di balik badan orang yang ada di depannya, padahal badan mereka berdua segede gaban.

"Tulis! Atau gua laporin ke BK, ga usah so sembunyi, liat noh badan kalian paling besar"

Aaron dan Nolan memberikan cengiran tanpa merasa bersalah ke arah Rachel, sembari menyelipkan kemeja putih sekolah mereka yang tidak di masukan ke dalam celana.

Love Behind A HelmetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang