Candle Dinner

200 11 5
                                    

"Happy Reading"

Cakra menggendong anak perempuan yang begitu cantik, anak perempuan yang berambut pendek di kepang dua.

Cakra mengusap pipinya dengan begitu lembut, mata indah yang di miliki anak itu mirip sekali dengan seseorang yang ia cintai saat ini.

"Papah" Suara anak kecil itu terasa sangat menggemaskan ketika menyapa indra pendengaranya.

"Sayang"

Dari arah belakang nampak seorang wanita yang mengenakan blouse berwarna biru pastel dengan perut yang membesar. Dengan rambut hitam tergerai, aura wanita itu sangat cantik. Untuk kesekian kalinya Cakra kembali jatuh cinta ke wanita yang sama.

Tangan Cakra terulur dan memeluk wanita itu, wangi khas lavender yang menjadi kesukaan dalam kehidupannya tercium sangat jelas.

Cakra kecup kening wanita itu lama kemudian dia tersenyum sembari mengusap perut milik wanita itu.

"Aku mencintaimu dan selalu seperti itu sayang."

Wanita itu nampak tersenyum dan mendongakkan kepalanya. Lantas wanita itu mengecup dengan lembut bibir milik nya sembari berkata.

"Cakra bangun!"

"Cak!"

Cakra terkejut ketika tubuhnya di goncang hebat oleh Stella, ia membuka mata dan menatap sekitar. Sialnya baru saja ia membuka mata dia kembali dibuat terkejut karena keberadaan kedua orang tua Stella yang sudah berdiri di hadapan mereka.

Cakra menatap ke arah Stella dan kembali terkejut bukan main ketika lengannya masih memeluk tubuh Stella. Sepertinya gadis itu sudah berusaha keras untuk melepaskan pelukannya namun tenaga Cakra lebih kuat, sekalipun dia tengah terlelap.

Dengan bergegas Cakra melepaskan pelukannya dan turun dari kasur, ia menggaruk tengkuknya yang sebenarnya itu tidak gatal.

Tatapan tajam di lontarkan ayah Stella ke arah Cakra, mereka sangat sial pagi ini. Karna kini mereka tertangkap basah tidur bersama bahkan dalam posisi berpelukan.

"Cakra, ikut saya" Suara dingin dan menusuk dari ayah Stella membuatnya tidak bisa berkutik, mau tidak mau ia harus menurutinya. Bahkan jika Cakra mendapat bogem dari ayah Stella nantinya suka tidak suka dia harus menerimanya dengan lapang dada karena bagaimanapun ini juga kesalahannya.

Di sisi lain Stella menatap dengan khawatir punggung Cakra dan ayahnya yang perlahan-lahan hilang dari pandangan nya.

('∩。• ᵕ •。∩')

Entah apa yang di bicarakan dan di lakukan ayahnya pada Cakra. Yang jelas saat ia turun ke bawah dia sudah tidak lagi menemukan keberadaan Cakra di rumahnya.

Ayahnya hanya diam tanpa bicara sepatah kata pun kepadanya. Stella sudah berusaha menghubungi Cakra namun hasilnya nihil, Cakra tidak bisa di hubungi.

Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul jam 4 sore, mendadak bunda Stella mengabarkan bahwa mereka sekeluarga akan pergi makan malam bersama dengan kolega ayahnya.

Sejenis makan malam berlandaskan politik bisnis.

Bunda Stella membantu Stella untuk bersiap-siap. Dari mulai mandi, mencarikan dress untuk ia kenakan bahkan membantu Stella mengenakan makeup tipis.

Stella sebenarnya bingung kenapa ia sampai di perlakukan seperti ini, namun kata bundanya turuti saja kemauan ayahnya.

Berakhirlah mereka semua berada di satu mobil yang sama menuju ke restoran yang di tuju. Langit mulai gelap dan Stella hanya bisa menatap kearah luar jendela mobilnya.

Love Behind A HelmetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang