Hii all !! aku up lagi setelah satu tahun hehehe
HAPPY NEW YEAR CINTAA 🫶🫶🫶🫶
and happy reading!.
.
.
.
.
.Adelia menggeratkan tautan tangannya dengan Steven ketika mereka berada di koridor tepat sebelum pintu ruang kelasnya. Benar kata Steven, mantannya itu benar-benar mendekati Merlyn. Duh, lihatlah bagaimana Merlyn tersipu hanya karena Jenda tersenyum padanya.
Steven melihat Adelia setelah merasa jemari kecil gadis itu menguat diantara sela jari miliknya sendiri, ia menduga Adelia merasa cemburu terhadap apa yang ia lihat di depan matanya.
"Lo gak papa?"tanya Steven.
Adelia menoleh dan spontan menggeleng, untuk apa ia menghawatirkan hal itu. Sekarang ia harus fokus, untuk hubungannya dengan Steven. Mereka sepakat untuk menyukai satu sama lain.
"Steve,"
Steven tidak menjawab, ia menunggu Adelia melanjutkan perkataannya.
"Bantu gue, lupain dan jauhin Jenda."ucap Adelia.
Steven mengangguk, Adelia yang lebih dulu membantunya keluar dari perasaan sialan yang menjebaknya, tidak ada yang salah jika ia sekarang membantu Adelia lagi.
"Kita udah sepakat li, buat serius sama hubungan ini."
Entah kenapa omongan serius Steven malah membuat Adelia geli, lucu aja gitu. Ia mengulum bibirnya menahan tawa.
Steven mengerutkan keningnya bingung "Kenapa lo?"tanyanya.
Tawa Adelia lepas tepat setelah Steven bertanya, gadis itu menatap yang laki-laki dengan senyum jenaka.
"Gak tau, kok omongan lo kedengerannya lucu di gue sih?" setelah mengucapkan itu, lagi-lagi Adelia tertawa kecil.
Steven bedecak pelan, padahal ia sedang serius bisa-bisanya Adelia mentertawakan itu.
"Kalau gitu ayo taruhan."
Adelia menaikkan satu alisnya, taruhan apalagi yang tercetus di kepala milik laki-laki itu.
"Yang duluan suka, dia menang."
"Dih, apaan?"
"Tujuan kita kan buat saling suka, that's why gue bilang yang duluan suka itu yang menang."
Adelia merotasikan matanya malas "Gimana caranya buktiin kalau salah satu dari kita udah suka? bisa aja kan lo ngibul sekarang juga lo suka sama gue."
Steven menggeleng "Peraturannya harus jujur, gak usah gengsi. Nanti lo bakal tau sendiri cara buktiin nya gimana."
"Adelia!"
Kedua insan itu menoleh ke pintu ruang kelas Adelia. Jenda masih disana, betah sekali. Tapi bukan Jenda yang memanggilnya, itu Karina. Adelia berjalan mendekat, karena tangannya masih bertaut dengan Steven, maka laki-laki itu ikut terbawa si gadis. Tanpa menghiraukan Jenda yang memperhatikannya sedari ia datang, Adelia bertanya pada Karina apa yang membuat gadis itu memanggilnya.
"Kirain lo belum dateng aelahh!"kesalnya.
Adelia mengerjabkan matanya bingung, memangnya ada masalah apa?
"Ayo masuk, ada yang mau gue tanyain." Karina menarik tangan Adelia, tapi tak bisa menarik gadis itu mengikutinya karena satu tangan Adelia yang masih tertaut dengan Steven.
"Steven, gue pinjem cewek lo bentar."ujar Karina.
Steven yang sadar dengan tautan tangan mereka akhirnya melepaskannya terlebih dahulu. Sebenarnya Adelia tidak rela, tapi ya sudahlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloom Bloom || Soolia
Fiksi PenggemarTentang Steven dan Adelia bersama masa lalu mereka. "Menjalin hubungan sama orang yang masih berurusan sama masa lalunya susah Li." - Steven. "Gue paham, apalagi masa lalu yang lo maksud begitu dekat sama kita." - Adelia. Steven dan Adelia yang berj...