8. blOOm

91 20 3
                                    

Untuk kesekian kalinya Steven memperhatikan dua insan itu sedang bercanda atau lebih tepatnya bertengkar. Mereka sedang pesta barbeque di halaman rumah keluarga Dikta. Ide Daniel dan Kendran karena Steven dan Adelia mendapatkan banyak uang hasil manggung tadi siang.

Steven melarikan diri ke kamarnya dengan dalih mengambil proyektor untuk mereka gunakan nonton film di luar, ala ala layar tancap gitu.

"Sakit hati lo?"

Steven membeku mendengar seseorang mengucapkan hal itu padanya, ia yang berdiri di balkon menghadap halaman segera berbalik dan mendapati Adelia yang menatapnya curiga.

"Sekarang gue ngerti apa yang lo rasain Steve."ucap si gadis Ardana.

"Lia, please jaga ini. Jangan ada yang boleh tau."ucap Steven memohon.

Adelia mengangguk "Gak mungkin juga gue ngungkap ini sama mereka, yang ada persahabatan kita hancur karena ini. Gue gak mau Steve."

"Thank you Li, gue tau lo orang yang bisa dipercaya."

"Hm, sejak kapan lo suka Renata?"tanya Adelia to the point.

"Gue sendiri gak tau kapan pastinya, gue gak sadar perasaan itu tumbuh."ucap Steven, ia terkekeh pelan. Merasa miris karena seseorang akhirnya mengetahui fakta menyedihkan ini.

"Lo tau mereka berdua terikat kan."ucap Adelia.

"Gak perlu lo ingetin pun gue tahu."jawab Steven.

"Jadi sedih kan, sini peluk."ucap Adelia sembari merentangkan tangannya. Steven membalas pelukan itu, memang Adelia ini tipe teman yang sangat baik, jadi tidak mungkin Adelia akan membocorkan rahasianya.

"Capek gue, mau hilangin rasanya juga ga bisa."ujar Steven.

Adelia menghela nafasnya, tidak menyangka jika Steven benar menyukai Renata. Aneh, tapi ini nyata. Mau tak mau Adelia harus percaya.

"Gue gak ngerti kenapa lo bisa suka sama Renata."bingung Adelia.

"Gue aja bingung, apa lagi lo."

Mereka masih berpelukan, menurut Adelia pelukan biasanya menenangkan hati seseorang yang sedang dalam masalah, contohnya Steven dan Steven merasa aman dalam pelukan itu.

Bermenit-menit berpelukan tanpa sepatah kata keluar dari bibir mereka, akhirnya Steven melepaskan pelukan itu.

"Ayo kebawah, yang lain pasti marah kalau kita nggak bantu."ucap Steven.

Adelia mengangguk "Yok, gue lagi males denger Nata ngomel."

Adelia membalikkan tubuhnya dan berjalan keluar balkon, tapi karena tidak berhati-hati ia menginjak sesuatu hingga ia kehilangan keseimbangannya.

"Lia!"

Steven menarik tangan gadis itu, mencegah gadis itu terjatuh. Tapi takdir berkata lain, Sekarang Steven malah ikut terjatuh dengan posisi mengukung Adelia yang ada dibawahnya.

"Akhhh sakit banget cukk."rintih Adelia.

Steven menatap Adelia yang masih kesakitan "Makanya hati-hati, masih untung gue gak nimpa elo."ucapnya kesal.

"Kok nyalahin gue? Lo tuh—"

"OMAYGATTTTT ANAK LAKI GUE, EZA KAMU APAIN GADISNYA TANTE JIVANI?!"

Pekikan kencang itu membuat keduanya sontak menolehkan pandangannya pada ambang pintu kamar Steven. Itu, Mami Lisa.

Steven segera bangkit dan membantu Adelia berdiri. Sedangkan Lisa segera menghampiri keduanya.

"Kalian ngapain di kamar berduaan? mana peluk pelukan lagi."tanya Mami Lisa.

Bloom Bloom || SooliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang