Adelia menatap langit hari ini yang tertutup awan berwarna abu-abu, seperti hatinya. Suram.
"Udah tiga hari, dan sebelumnya gue udah peringati kalau lo bakal ditinggalin."
Gadis itu tidak membalikkan badannya, ia tahu yang berdiri dan mengatakan itu dengan percaya diri di belakangnya adalah Jenda. Gadis itu meremat buku yang ia bawa.
"Lo salah, Steven gak ninggalin gue sepenuhnya."
Jenda menghela nafasnya, dengan sedikit sakit hati yang terasa ia memaksa senyum tipis nampak di wajahnya.
"I know right. Gue mau—"
Sekali lagi Jenda menghela nafas, seperti ini adalah hal yang paling berat untuk ia katakan.
"—kita temenan, gak lebih."
Adelia membulatkan matanya terkejut, ia perlahan menoleh pada Jenda yang kini menunduk dan menatap ujung sepatunya sendiri.
"Gue minta maaf, semua yang gue lakuin sama lo dari awal, gue baru sadar itu gak pantes."
"Well, okay dude i forgive you with one condition."
"Apa?"
"Lo tau dimana Steven sekarang?"
Jenda menggaruk tengkuknya, "Gue sebenernya gak tau pasti kemana, intinya dia pergi naik pesawat."
Adelia menyilangkan kedua tangannya dan menatap Jenda malas, jawaban tidak bermutu.
"Tapi gue yakin sih secepatnya dia bakal balik dan nyari lo."
"Kenapa seyakin itu?"tanya Adelia.
"Ya, selama Steven gak kepincut cewek disana atau lo malah jatuh cinta lagi sama gue."
Ingin sekali memukul laki-laki ini, tapi Adelia rasa itu tidak ada gunanya.
"Jauh jauh lo setan!"
Gadis itu langsung mengambil langkah menjauh dari Jenda, menenangkan pikirannya lebih baik daripada meladeni Jenda.
......
Tadinya Adelia ingin menghabiskan liburan di perpustakaan kota, menghilangkan jenuh dan pikiran buruknya tapi ia malah bertemu Jenda, niat laki-laki itu mungkin baik untuk meminta maaf, tapi tetap saja Jenda membuatnya jengkel.
"Permisi, satu mattcha latte, satu blueberry muffin."ujar Adelia pada kasir kedai kopi langganannya.
"Atas nama siapa?"
"Adelia."
Kasir itu berhenti mengetik untuk sejenak, "Adelia Janine Ardana?"tanya kasir itu.
"Ya? saya."
Kasir itu tersenyum, "Senang bisa bertemu, pesanan anda gratis hari ini."ucapnya dengan ramah dan penuh senyum.
"Mmm? kok bisa?"bingung Adelia.
Kasir yang tadinya tersenyum itu mendadak kikuk, ia tidak tahu yang harus ia katakan pada Adelia.
"Mencurigakan."
"Siapa yang nyuruh lo?"
"Eumm, saya juga gak tau."
"Yang bener aja."
"Beneran."
"Aneh banget, jujur gak?!"
"Saya gak tau kak."
"Jujur gak lo!"
"S-saya cuma disuruh kak."
"Ya sape yang nyuruh lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloom Bloom || Soolia
FanfictionTentang Steven dan Adelia bersama masa lalu mereka. "Menjalin hubungan sama orang yang masih berurusan sama masa lalunya susah Li." - Steven. "Gue paham, apalagi masa lalu yang lo maksud begitu dekat sama kita." - Adelia. Steven dan Adelia yang berj...