"IHHH GILA?! NAJIS BANGET TU LAKI!"
Clara melempar sebuah bantal ke arah Lea yang berteriak seperti orang gila. Masalahnya ini sudah malam, gak enak sama tetangga.
"Toa lo mohon dikondisikan, udah malem anjer."tegur Nata.
Lea hanya meringis konyol, setelan mulutnya memang begitu. Susah dikontrol.
"Jadi, Merlyn cuma dimanfaatin?"tanya Clara.
Adelia mengangguk, ia merebahkan tubuhnya di kasur empuk milik Lea. Ya, jadi mereka sedang menginap di rumah keluarga Dikta. Lea yang mau sih, biar ada temen malam ini, soalnya lagi galau. Sekarang mereka malah asik ngegosip masalah Jenda&Merlyn.
"Parah sih, mana Merlyn pertama kali ngerasa spesial dimata cowok."ujar Nata.
"Iya kan? kesel banget gue sama Jenda."keluh Adelia.
"Ren, diem aja lo daritadi."ucap Clara.
Renata menoleh "Males ngomong, dengernya aja bikin gue pengen baku hantam."ujar gadis Alaska itu kesal.
"Ck, Jenda kok masih gak mau pergi sih Li? kan sesuai kesepakatan harusnya dia gak boleh deketin lo lagi."ujar Nata.
"Kesepakatan sama orang gila mana bisa bener sih mbak."celetuk Lea.
"Bener lagi."balas Clara.
"Gue kira Jenda beneran move on dari lo dan milih sama Merlyn karena sifatnya yang menurut gue cocok sama Jenda."ujar Nata.
"Emang gimana?"tanya Renata.
Maklum beda kelas, jadi Renata dan Clara tidak terlalu mengenal Merlyn.
"Merlyn itu penurut loh kan Jenda otoriter banget, walaupun Merlyn introvert parah dan susah ngomong di depan umum tapi dia suka banget ngehabisin waktu diluar. Gue pernah denger love language dia itu quality time, cocok kan sama Jenda yang demen banget keluar buat pacaran."jelas Nata.
"Gue jadi Merlyn bakal ngamuk sih, gue bakal benci banget sama Jenda."ujar Lea.
"Hooh, mana gampang banget dia bilang cewek culun kayak Merlyn pantes buat digituin."sambung Clara.
"Merlyn pasti bakal benci banget, dia itu pendendam."ujar Adelia.
"Baguslah, balas dendam dah tu."cetus Renata.
"Tapi, Adelia. Lo yakin ga bakal kena?"tanya Nata.
Adelia tahu apa yang Nata maksud, ia tahu Merlyn pasti akan berbuat sesuatu yang memuaskan rasa bencinya, tapi bukan hanya pada Jenda, Adelia juga pasti akan kena. Adelia adalah penyebab dari kelakuan Jenda pada Merlyn, jadi ia yakin kalau Merlyn juga akan membencinya.
"Mau gimana lagi?"pasrahnya.
Tok! tok! tok! tok! tok !
"Berisik! pasti bang eja."keluh Lea kesal.
Gadis tinggi semampai itu membuka pintu kamarnya, dan benar saja kakak laki-lakinya berdiri di sana dengan kedua tangan memegang kantong plastik putih berukuran sedang.
"Paan tuh?"tanya Lea.
"Geprek, gue abis makan diluar. Katanya yang lain main disini, nih bagi."
"Aduuhhh abang gue perhatian banget sii."puji Lea.
Gadis itu mencium pipi kiri kakaknya sebelum mengambil satu kantong plastik yang Steven sodorkan.
"Panggilin Adelia dong."pinta Steven.
"Halah lo. MBAK LIA DIPANGGIL CALON SUAMI LO!" Lea berteriak sembari berjalan ke arah kasur yang letaknya cukup jauh dari pintu.
"Berisik banget sih lo! Wah apaan tuh?!"seru Clara.
![](https://img.wattpad.com/cover/342363117-288-k995841.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloom Bloom || Soolia
FanfictionTentang Steven dan Adelia bersama masa lalu mereka. "Menjalin hubungan sama orang yang masih berurusan sama masa lalunya susah Li." - Steven. "Gue paham, apalagi masa lalu yang lo maksud begitu dekat sama kita." - Adelia. Steven dan Adelia yang berj...