"Jadi beneran gak ada yang tau Steven kemana?"
Nata mengangkat suara ketika hening melanda mereka semua, di bawah pohon besar tempat rumah pohon milik Nathan dibangun mereka semua terdiam. Tidak satu pun dari mereka bercanda ria seperti yang terjadi seperti biasanya.
"Lea lo beneran gak tau?"tanya Haikal.
Ya, Haikal juga ikut khawatir karena mereka mengatakan Steven pergi tanpa berpamitan entah kemana.
Gadis dikta itu menggeleng, ia mengeratkan pelukannya dengan Kamal yang sedari tadi menenangkan gadis itu.
"Yang bener aja lo gak tau abang lo kemana."ucap Haikal.
Lea mengepalkan tangannya, ia menatap Haikal yang tak jauh darinya dengan tatapan garang.
"KALAU GUE TAU GUE GAK PERLU NANGISIN DIA BANGSAT! LAGIAN LO NGAPAIN SIH DISINI?! GANGGU SUASANA TAU GAK!"
Haikal menatap Lea tak percaya, "Gue cuma nanya! karena lo keluarganya lo pasti tau dia dimana!"
"TOLOL, PAKE OTAK LO DIKIT! SIAPA LO BISA BILANG BEGITU?! LO SENDIRI AJA GAK TAU APA YANG NIMPA ADIK LO GARA GARA KELAKUKAN LO!"
"Lea!"tegur Nata.
"Biarin mbak! biarin dia tau kalau sebelum ngasi tau orang itu minimal ngaca dulu!"potong Lea.
Haikal mengerutkan keningnya bingung, "Apa maksud lo?! gak usah bawa bawa Windia."
"Oh, lo inget namanya? gue kira lo lupa."sarkas Lea.
"Leaa!"giliran Adelia yang menegur si paling muda, ia menggelengkan kepalanya, menyuruh Lea untuk berhenti berbicara.
Lea menurut, ia memalingkan wajahnya dan kembali pada Kamal yang sedari tadi sudah memegang tangannya agar tak lepas kendali.
"Tapi sekali kali emang perlu dikasi tau li, biar sadar."
Semua orang menoleh pada Renata yang kini berdiri dan angkat suara. Gadis itu mendekat pada Haikal dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Dia harus tau kalau Windia selalu kena imbas dari cewek cewek yang dia pake."ujar Renata.
"Tau apa lo tentang Widia?"tanya Haikal remeh.
"Yang pasti gue tau selama ini adik lo sering di siksa sama lonte yang lo pake bodoh!"bentak Renata.
"Lo sama sekali gak tau gimana keluarga lo! dan lo dengan gampangnya bilang hal tadi ke Lea, minimal mikir anjing ngacaa! Kejadian sebelumnya udah kita maapin ya, bukan berarti lo boleh ngelunjak begini! gak ada rasa malu lo?!"
Haikal menguatkan genggaman tangannya, pupil matanya bergetar melihat tatapan remeh Renata. Sedetik setelahnya ia tersenyum miring.
"Lo juga ngaca, lo gak tau kalau Steven pergi karena lo?"
Renata dan yang lain menatap Haikal bingung, mereka menunggu laki-laki itu melanjutkan kalimatnya.
Haikal terkekeh, "Semua karena lo! Steven-"
-plakk
"Udah cukup! seharusnya gue gak maafin lo sama sekali! karena gue yakin lo dan Jenda masih sama! Sekarang lo pergi, jangan pernah lo ikut campur masalah gue dan temen-temen gue."
Semua terkejut melihat Adelia yang menampar Haikal. Bahkan Haikal sendiri tidak percaya dengan yang terjadi.
"Gue gak nyangka lo segitunya."ujar Haikal.
"Sama, gue juga gak nyangka lo jadi seburuk ini."ujar Adelia.
Haikal menatap semua orang yang ada disana sebelum akhirnya pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloom Bloom || Soolia
FanfictionTentang Steven dan Adelia bersama masa lalu mereka. "Menjalin hubungan sama orang yang masih berurusan sama masa lalunya susah Li." - Steven. "Gue paham, apalagi masa lalu yang lo maksud begitu dekat sama kita." - Adelia. Steven dan Adelia yang berj...