"KAK TIVEN HUAAAAAAA!!"
bruk....
Steven terpeleset ketika buru-buru terbangun dari tidurnya karena teriakan melengking nan menganggu yang menyebutkan namanya. Padahal baru saja ia terpejam tapi sudah ada yang menganggu.
"Aishh.."rintih Steven memegang pergelangan kakinya yang terasa sakit.
Pintu kamar terbuka dan memperlihatkan gadis kecil dengan mata sembab dan penampilan acak-acakan berlari kearahnya. Gadis kecil yang tak lain dan tak bukan adalah Geanina itu memeluk Steven dengan sangat erat dan membuat laki-laki Dikta itu kebingungan. Di belakang gadis itu ada mami Lisa yang meringis melihat Geanina menangis dan meraung sejadi-jadinya.
"Kenapa hey, kamu kenapa?"tanya Steven sembari berusaha melonggarkan pelukan Gea.
"A-kak buna nda sayang gea agi—" gadis itu sesenggukan dan kembali menangis.
"Buna cu-ma sayang bayi huaaaaaaaaaaaaaaaa......"
Steven menggaruk pelipisnya bingung, sepertinya setiap anak pertama pasti mengalami apa yang Gea rasakan, cuma Gea ini agak berlebihan. Anak kecil mana yang berlari dari rumahnya sendirian dan menghampiri orang lain lebih tepatnya Steven—mungkin karena Gea cukup dekat dengan Steven ya, entah kenapa Gea anteng sekali dengan manusia tengil seperti Steven ini.
"Nggak gitu kok, bunda kamu pasti masih sayang sama kamu."jujur Steven masih mengantuk, dan Gea menganggu acara tidur siangnya yang amat berharga.
"Gea nda maw pulang."
Mata Steven terbelalak sempurna, "Terus gimana."
"Mau ma akak tiven."
Gila kali ya, pikir Steven.
"Ajak aja Za, dari pada ngamuk lagi. Nanti mami bilangin sama Wina."
"Lah kok—"
"Gea baik baik disini ya sama kakak, tante pergi dulu."ujar Mami Lisa sembari pergi menjauh.
Steven mengusap wajahnya kasar, lalu ia menggendong Gea dan mendudukkannya di ranjang. Steven menuju balkon dan mengunci pintunya, memindai barang-barang yang sekiranya berbahaya bagi anak kecil dan memindahkannya. Setelah semua itu ia merebahkan tubuhnya di sebelah Gea.
"Nah mending tidur Ge, lebih bermanfaat."ujar Steven lalu memejamkan matanya yang terasa berat.
......
Entah berapa lama Steven memejamkan matanya akhirnya laki-laki itu merasa pegal dengan tidurnya, ia merenggangkan tubuhnya sembari membuka matanya perlahan.
Steven terkekeh pelan melihat pemandangan di sebelah tempat tidurnya. Gea duduk di pangkuan Adelia dan memainkan entah apa itu di meja belajarnya, lucu sekali.
Tunggu, Adelia?
Kedua mata laki laki itu terbuka lebar. Ia tidak salah lihat, itu memang Adelia. Sedetik kemudian Adelia menoleh padanya dan membuat kedua pasang mata mereka bersitatap.
"Eh kakak Stevennya udah bangun Ge."ucap Adelia pada Geanina.
Steven mengerjabkan matanya bingung.
"Akak tivennn!!"teriak Gea kegirangan.
"Belum pulang juga ni bocil."ujar Steven sembari beranjak bangun dari tempat tidur.
"Bener bener ya lo, ada anak kecil malah ditinggal tidur."ujar Adelia sembari memeluk Gea yang duduk di pangkuannya.
Steven menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Ya mau gimana lagi, ngantuk banget gue."
Adelia menggeleng-gelengkan kepalanya ia kembali fokus pada pernak pernik yang Gea pasang pada headphone milik Steven.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloom Bloom || Soolia
FanfictionTentang Steven dan Adelia bersama masa lalu mereka. "Menjalin hubungan sama orang yang masih berurusan sama masa lalunya susah Li." - Steven. "Gue paham, apalagi masa lalu yang lo maksud begitu dekat sama kita." - Adelia. Steven dan Adelia yang berj...