28. bloom of blossom

85 12 7
                                    

5 tahun kemudian, bunga yang selama ini dibiarkan tanpa disiram apakah ia sudi untuk mekar?

-o0o-

"Look at yourself boy, hahahaha. Why you look sad? today is your happy day! isn't?"

"I feel bad, Kak na."

"No..."Liana mendekati Steven dengan mengelus pundak laki-laki itu.

"You will see your lover huh, be happy."

"I'm scared."

"Hey! Astaga, kamu ini gimana sih? apa yang kamu takuti? Ah sudahlah, cepat masuk ke mobil atau kamu akan terlambat ke bandara!"

Hari ini Steven pulang, ya sebelumnya ia sudah lulus dan bekerja sebagai asisten komposer, sebelum ia bisa menjadi komposer ia tentu perlu belajar lebih baik. Komposer itu adalah teman baik Liana, Steven beruntung Liana dengan baik hati membantunya.

"Thanks for all Kak na."

"Sudahlah, kamu itu udah seperti adik aku sendiri."ucap Liana sembari menyetir.

"Makasi udah jadi kakak yang baik."ucap Steven menampakkan cengirannya.

"Gitu dong, ketawa."

Steven terkekeh, "Aku bakal kembali kesini nanti, aku belum selesai kerja dengan Xion, by the way Kak na pasti bakal kencan seharian sama Xion karena aku gak disini."

"Apasih, pacaran saja tidak loh."elak Liana.

"Ck, ayolah Kak na itu udah tua."

"Hey sembarangan kamu! 31 tahun itu belum tua."

Steven mencibir, "Belum tua apanya."

Liana melirik Steven sebal, Liana hanya masih ingin menikmati pekerjaannya, menyanyi dan bermain peran sangat menyenangkan tidak mungkin ia melepaskan karir yang ia bangun begitu saja.

"Kalau kakak nikah jangan lupa undang aku, aku jamin Xion secepatnya lamar kakak."

"Tau darimana kamu? dia sendiri yang bilang?"

"Cie kepo, hahahahaha."ejek Steven.

"Kalau aku jahat udah aku turunin kamu daritadi, biar terlantar disini."sebal Liana.

Setelah bermenit-menit perjalanan menuju bandara, akhirnya mereka sampai juga.

"Jangan lupa kabari aku, okey?"

Steven mengangguk patuh. Rasanya Liana ingin menangis melihat laki-laki yang awalnya asing hingga dekat seperti saudaranya sendiri ini pergi kembali ke kampung halamannnya.

"Kak na, nangis aja gak papa. I'll miss you."

Air mata Liana lolos saat Steven mengatakan itu, dengan segara ia menghapusnya.

"Yea, I'll miss you too little boy."

"Heyo Steven!"

Steven menoleh ke sumber suara yang menyerukan namanya, itu Xion. Atasannya, komposer keren yang dengan baik hati menuntunnya menjadi seorang komposer juga.

"Hello miss Joseph."

Liana merotasikan matanya malas,"Just call me Liana, mister."

Xion tertawa kecil, ia menepuk pundak Steven dan memberikan sebuah tas.

"A little souvenir from me, for your family, see you soon brother."

"Thank you big brother."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bloom Bloom || SooliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang