Lea membaca buku ditemani Kamal, gadis itu harus belajar sekuat tenaga untuk mendapatkan agensi itu. Agensi marketing, ia harap setelah lolos menempuh studi ia akan mendapatkan yang seharusnya! dan kakaknya seharusnya segera kembali dengan cara itu atau setidaknya Gibran mau membagi dimana Steven berada saat ini.
"Uh! gue gak kuat!"
"Jangan dipaksa, istirahat dulu."ujar Kamal.
Ya, Kamal dengan setia menunggu gadis itu. Walaupun hanya duduk dan melihat gadis itu membaca dan menulis yang ia ingin ingat, Kamal sama sekali tak merasa bosan. Kamal menarik Lea agar duduk di balkon, menikmati udara segar.
"Mbak Adelia gimana ya?"gumam Lea.
"Dia kan lagi belajar juga, walaupun sekarang dia seharusnya libur."ucap Kamal.
Lea mengangguk, "Yang menikmati liburan itu kayak Clara, Renata, mbak Nata, Albara sama bang Daniel. NAH SI ANJING ABANG GUE INI GAK TAU NGAPAIN!"
"Baru tiga bulan ditinggal Le, jangan gila dulu."
"Kalau pulang gue cabik cabik tu mukanya."
"Ngeri amat."
"Lagian, siapa suruh ngilang."
Si bungsu Dikta menjatuhkan kepalanya ke bahu milik sahabatnya, rasanya sesak berada di rumah yang tidak terasa sama lagi. Rasa nyaman dan aman yang ia rasakan sebelumnya hilang begitu saja, hanya tekanan yang ia rasakan.
"Gue capek mal."lirih Lea.
Kamal mengangkat tangannya, merangkul pundak gadis itu dan mengelusnya.
"Lo sendiri yang bilang dengan cara ini lo bisa tau dimana abang lo, kalau lo nyerah kita gak bakal tau dia dimana."ucap Kamal.
Lea mulai terisak, rasa lelah yang ia rasakan berubah menjadi sedih. "G-ue bener bener pengen tahu bang eja dimanaa."ujarnya dengan suara bergetar
"Gue yakin dengan usaha lo, lo pasti bakal tau Le."ujar Kamal menenangkan.
"Dan setiap lo lelah jangan ragu buat lari ke gue, gue bakal selalu disisi lo, gue harap lo bisa ngandelin gue buat setiap keadaan yang lo alami."
"Gue gak tau gimana nasib gue tanpa lo mal."ucap Lea sembari memeluk erat sahabatnya itu.
......
"Matcha latte penuh cinta."
"Gak usah ngeledek."
Gadis pramusaji itu tertawa, ia sudah terbiasa membawakan pesanan Adelia yang selalu sama, ia kemari hampir setiap hari.
"Siapa yang ngeledek loh? ini emang jargon buat pesanan lo."ujarnya.
"Sialan."umpat Adelia membuat gadis itu tertawa.
"Gak sakit minum matcha mulu kak?"tanya Evan.
"Em? Enggak juga sih."
Adelia selalu bertemu dengan Evan setiap kemari, bahkan seluruh pegawai pasti mengenal dirinya. Setiap datang pasti mereka menyapanya 'Halo kak Adelia', Adelia tidak tahu pasti apa yang Steven katakan pada mereka hingga mereka berprilaku seperti itu padanya.
"Kak, besok free gak?"tanya Evan.
Adelia sedikit berpikir, yang ia lakukan biasanya hanyalah menunggu waktu kuliah tiba, ya begitulah.
"Seharusnya free aja sih."
"Kakak mau gak nemenin aku ke gramedia besok?"tanya Evan.
"Please ya kak, mau yaa."
Adelia tersenyum tipis, "Okey."
"Yeay! nanti aku hubungi ya kak."seru Evan sembari berlari menuju dapur kedai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloom Bloom || Soolia
FanficTentang Steven dan Adelia bersama masa lalu mereka. "Menjalin hubungan sama orang yang masih berurusan sama masa lalunya susah Li." - Steven. "Gue paham, apalagi masa lalu yang lo maksud begitu dekat sama kita." - Adelia. Steven dan Adelia yang berj...