1. Awal Berjuang

1.6K 460 55
                                    


Di sebuah kamar bernuansa pink perpaduan gambar hello kitty ada seorang gadis masih memejamkan mata yaitu Sasya Akila Permata. masih nyaman dengan kasur bermotif hello kitty, ketika mendengar alarm berbunyi dia langsung membuka mata dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi, dia bergegas menuju kamar mandi untuk bersiap untuk pergi ke sekolah.

Dia pun sudah siap dan rapi memakai seragam sekolah, dia bergegas keluar menemui bunda di ruang makan, yang sedang mempersiapkan sarapan pagi.

"Selamat pagi bunda cantik, di hati sasya?" ujar Sasya.

"Pagi juga anak bunda, yang paling cantik," balas Bunda Diana.

"Silahkan, duduk dulu kita sarapan bareng?" ujar Bunda Diana.

"Baik Bunda." jawab Sasya.

"Bunda, mereka mana kok belum kesini?" tanya Sasya.,

"Masih pada siap-siap sayang, kita tunggu saja," balas Bunda Diana.

"Halo. " teriak Ayah Toni, di ikuti 2 anak cowok dibelakang.

"Sayang itu mereka, sudah pada turun," ujar Bunda Diana.

"Selamat pagi, dua bidadari ayah?" ujar Ayah Toni.

"Pagi juga, ayah." jawab kompak Bunda dan Sasya, dengan tawa kecil.

"Silahkan duduk, Bunda siapkan makanan buat kalian," ujar Bunda Diana.

"Siap bunda kesayangan, kita semua," jawab Ayah dan Anak.

Di situlah mereka mulai makan begitu nikmat dengan kehidupan mereka yang sederhana, membuat mereka sangat bahagia dalam menjalani kehidupan di dunia ini.

"Bang bisa anterin aku, kalau nggak nanti ade naik angkot atau ikut temen?" tanya Sasya.

"Bisa, tapi habis anterin Aldin ke sekolah dulu de," ujar Hendra.

"Oh gitu iyah, nggak papah aku sama Aldin juga searah ke sekolah bang," balas Sasya

"Baiklah ade cantiknya abang." ujar Hendra.

Ayah bangkit dari duduknya, setelah selesai makan untuk berangkat kerja.

"Ayah berangkat dulu, semua?" ujar Ayah Toni.

"Iya ayah, pokoknya semangat kerjanya," jawab serempak Ibu dan Anak.

"Pasti ayah semangat dong, kan sudah di kasih semangat sama kalian," ujar Ayah Toni, dengan langkah keluar tapi suara sang istri memberhentikan langkahnya.

"Ayah tunggu, jangan pergi dulu?" ujar Bunda Diana.

"Kenapa bun, Ayah nanti kesiangan ke sawah," ujar Ayah Toni.

"Salim dulu yah." jawab Bunda Diana, mengadah tangan untuk salim kepada sang suami dan juga memanggil Anaknya untuk bersalaman dengan sang Ayah.

"Abang sama ade sini , salaman dulu sama ayah," teriak Bunda Diana, memanggil Ketiga Anaknya.

"Iya Bunda." ujar Kak dan Ade , mereka bertiga berlari menghampiri kedua orang tua.

Cinta Tulus Tak Dianggap {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang