13. Pulang Kemah

672 304 37
                                    

”KEESOKAN HARINYA.”

Di mana semua siswa SMA matahari pulang, setelah mengadakan acara kemah, semua siswa kelas XII IPA dan IPS. mereka di beri jeda satu hari untuk libur agar mereka bisa istirahat di rumah dan bisa kembali berkegiatan sekolah, semua siswa sudah berkumpul untuk menunggu bus datang, selang berapa jam mereka menunggu akhirnya bus tersebut datang. atas kejadian kemarin sekarang Naufal semakin menjauh, kini Nadia nempel terus sama Naufal kaya lem, membuat hati Sasya sakit seperti tertusuk seribu duri begitu menyakitkan melihat betapa sayangnya Naufal kepada Nadia, dari pada melihat kemesraan Naufal dan Nadia, Sasya langsung masuk bus dan di ikuti oleh kedua sahabatnya, di dalam bus kedua sahabatnya melihat Sasya bengong pasti Sasya memikirkan Naufal yang sekarang menjauh dan Nadia si tukang akting malah satu bus sama Naufal, karena tidak mau satu bus sama Sasya, Naufal pun setuju karena ke inget kejadian di mana Sasya mendorong Nadia, bus yang mereka tumpangi melesat pergi dari area kemping/kemah.

”Sya jangan di pikirin, anggap aja mereka angin lalu?” ucap Sasi.

”Sakit Sas, kak Naufal sekarang menjauh dia lebih percaya sama Nadia, cinta tulus gue belum di balas dengan baik,” jawab Sasya, mata mulai berkaca-kaca ,dia menangis sampai dada terasa sesek, ini sakit tuhan.

”Sut jangan nangis bestie aku jadi ikut mellow,” ucap Sasi, dia juga ikut meneteskan air mata dan sambil memeluk Sasya, dia juga merasakan bagaimana sakitnya Sasya. melihat orang yang dia suka begitu bahagia ketika mengobrol dengan Nadia.

”Kamu tidur aja, pasti kamu cape nangis mulu,” ucap Susi, Susi ikut menangis, pasti sakit banget yang sekarang di rasakan oleh sahabatnya.

Sasya pun mulai menutup mata selang beberapa menit suara dengkuran halus terdengar di telinga Sasi dan Susi, begitu damai ketika Sasya tidur berbeda di saat bangun dia menangis memikirkan Naufal menjauh.

”Aku gak tega melihat bestie kita kaya gini, aku pengin lihat Sasya ceria?” ucap Susi.

”Ini gara-gara nenek lampir. gue pengin nampar tuh mulut nenek lampir, asal fitnah ke sahabat kita,” jawab Sasi.

”Gimana nanti sore kita kumpul bertiga, siapa tau buat Sasya bahagia dan melupakan sejenak masalah kemarin?” ucap Susi.

”Boleh juga, nanti sekalian ajak kak Rehan, siapa tau dia bisa menghibur Sasya,” jawab Sasi.

”Aku, nanti kabari ke kak Rehan?” ucap Susi.

”Emang Lo punya nomornya, kak Rehan,” tanya Sasi.

”Punya dong, kan aku ambil di grup angkatan,” jawab Susi.

”Sekarang aja bilangnya, biar nanti nggak lupa,” ucap Sasi.

Susi pun mengambil handphone di saku miliknya dan membuka aplikasi whatsApp dia pun mengetik pesan ke nomor kak Rehan.

>Assalamualaikum kak rehan.” Susi

>Waalaikumsalam, ada apa sus?”
Rehan

>Nanti sore kak rehan sibuk nggak.” Susi

>Gak sibuk emang kenapa sus?” Rehan

>Aku mau ngajak kak ke kafe buat hibur sasya.” Susi

Cinta Tulus Tak Dianggap {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang