3. Lapangan Basket

953 395 31
                                    


Di balik pintu ada Bunda mengetuk pintu kamar sang anak,  untuk bangun berangkat ke sekolah.

“Sasya sayang bangun cepat, nanti kamu telat berangkat ke sekolah?” ujar Bunda Diana.

“Iya Bundaku,  sayang.” ujar Sasya.

“Sasya, Bunda tunggu di ruang makan,” ujar Bunda Diana, setelah membangunkan Sasya untuk  berangkat sekolah, Bunda pun turun menuju ruang makan.

“Sasya mana bun, kok nggak keliatan?” tanya Ayah Toni.

“Sasya lagi mandi yah.” ujar Bunda Diana.

“Iya sudah ayah berangkat dulu iya bun, takut kesiangan ke sawah?” ujar Ayah Toni.

“Ayah ini ada bekal buat makan siang, jangan lupa dimakan,” ujar Bunda Diana.

“Makasih sayang Assalamu’alaikum.” ujar Ayah Toni.

“Waalaikumsalam Ayah.” ujar Bunda Diana.

Di lain tempat Sasya sudah rapi dengan seragam dan tas sudah di selempang. dia pun menuju ke ruang makan untuk bergabung untuk sarapan pagi bareng mereka. dia begitu cantik dengan mekap yang natural, dia pun berjalan menghampiri sang Bunda.

“Selamat pagi, semua?” ujar Sasya.

“Pagi juga sayang.” ujar sang Bunda Diana.

“Ayah mana bun, kok aku nggak liat?” ujar Sasya.

“Ayah sudah berangkat,  sayang,” balas Bunda Diana.

“Iya sudah bun, nanti kalau ayah sudah pulang, bilang besok aku mau bantuin ayah di sawah. besok sabtu aku libur?” ujar Sasya.

“Baik nak, nanti bunda kasih tau ke ayah kalau sudah pulang dari kerja,” ujar Bunda Diana.

“Duduk nak sarapan dulu nanti kamu telat berangkat ke sekolah ini sudah jam setengah tujuh,” ujar Bunda Diana.

Sasya pun duduk menikmati masakan bunda yang selalu enak.

“Abang, nanti bisa anterin Sasya?” ujar Sasya.

“Boleh, seperti biasa anterin Aldin dulu?” ujar Hendra.

“Iya  abangku.” ujar sasya, sambil mengedipkan mata sebelah terlihat lucu bukan.

Mereka melihat tingkah dari Sasya pun terkekeh lucu. ada aja tingkah dia kalau lagi berkumpul bersama keluarganya.  membuat pagi ini terisi dengan penuh tawa membuat mereka bahagia.

“Kak Sasya,  lucu gemesin?” ujar sang Ade.

“Makasih Ade, yang paling ganteng,” ujar Sasya.

“Sama-sama kak Sasya.” ujar Aldin.

“Sudah ayo kita berangkat, nanti telat ke sekolah?” ujar Sasya.

“Baik, les go kita berangkat,” ujar Aldin.

Dua kak mendengar ucapan adiknya terkekeh lucu. mereka pun berpamitan kepada sang bunda untuk berangkat sekolah takut mereka kesiangan, mereka pun beranjak dari duduk dengan Sasya menggandeng tangan sang Ade.

Cinta Tulus Tak Dianggap {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang