6. Nadia Pembuat Onar

801 345 48
                                    

Semua siswa kelas XII IPS 4 pun keluar untuk menuju kantin tempat favorit mereka untuk nongkrong bareng. dia lari menuju kantin untuk menyusul kedua sahabatnya. tanpa sengaja dia menabrak Naufal.

"Sorry kak, aku tadi buru mau ke kantin?" ujar Sasya.

"Kalau, jalan tuh liat depan," ujar Naufal ketus.

"Apa aku tanya aja soal cewe baru itu, ada apa hubungannya dengan kak Naufal." batin Sasya

"Kak, aku mau tanya boleh nggak?" ujar Sasya, secara halus.

"Tanya soal apa." ujar Naufal ketus.

"Kakak keliatan dekat banget sama Nadia, apa kalian sudah saling mengenal satu sama lain?" tanya Sasya.

"Nadia itu sahabat gue dari smp, kita udah dekat dari kelas 7 sampai lulus, akhirnya dia kembali dan pindah ke sini buat menepati janji sekolah di sini," ujar Naufal.

"Jadi, kalian berdua kenal sejak SMP?" ujar Sasya, sakit hati mendengar jawaban dari orang yang dia cintai selama ini begitu bahagia dengan orang yang baru saja datang.

"Pasti diantara kalian berdua, ada yang menaruh perasaan." batin Sasya, tapi membuat dia tidak akan menyerah untuk mendapatkan cinta tulus dari Naufal.

Hening

''NAUFAL!!'' teriak Nadia

"Lo mau ikut nggak, ke kantin?" ujar Nadia, tanpa menyapa sasya yang juga berada di antara mereka berdua.

"Boleh juga Nad." ujar Naufal.

Nadia pun langsung menarik Naufal meninggalkan Sasya sendiri. tanpa bertanya mau ikut mereka atau tidak, sungguh malang dia mencintai dan mengejar tapi malah menyaksikan dia sebahagia itu bersama teman perempuannya, dibandingkan bersama dirinya yang selalu cuek dengan Kata yang sungguh menyakitkan di hati kecil nya.

Sasya melangkah menuju kamar mandi untuk menumpahkan segala rasa sakit, dengan itu membuat dia lebih baik.

"Bukankah sakit hati melihat kedekatan mereka, yang bagaikan sepasang kekasih," gumam Sasya, dengan air mata yang mengalir deras sampai membuat sesak di dada.

"Sya, lo nggak boleh selemah ini." batin Sasya, sambil menyalakan kran dan langsung membasuh muka agar terlihat lebih fresh seperti semula. dia melihat dirinya sudah rapi dia pun keluar menuju kelas untuk menemui sahabatnya. ketika dia perjalanan langkah dia di hentikan oleh Nadia.

"Jadi cewe ga usah caper sama Naufal, jadi cewe kok caper banget, najis tau ga?" ujar Nadia.

"Maaf kak sebelumnya, kita nggak saling kenal seharusnya jaga bicara kakak," ujar Sasya.

"Emang bener kan, apa yang gue bilang Lo itu cewe caper tapi nggak di anggap kehadirannya sama Naufal ngerti nggak sih lo, jadi Lo ga usah dekat-dekat sama Naufal ngerti?" ujar Nadia.

"Kak, kok ngomong gitu sih sama aku jangan pernah menilai seseorang sebelum menilai diri sendiri bagaimana," ujar Sasya.

"Jangan sok tau sama kehidupan gue, ngerti?" ujar Nadia, dengan menarik rambut Sasya.

"Sakit kak tolong lepasin." ujar Sasya, dengan mata berkaca-kaca tapi tidak ada hati Nadia tidak melepas dan mendorong Sasya sampai membentur tembok.

Dengan bertepatan kedua sahabat datang, melihat sahabatnya bertengkar sama anak baru. mereka berlari menuju untuk membantu Sasya.

"Kamu nggak papa, ada yang sakit gak, kita ke uks aja biar aku obati?" ujar Sasi, dengan membantu Sasya berdiri.

Cinta Tulus Tak Dianggap {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang