18. Menyerah Dan Penyesalan Naufal

871 267 77
                                    


Pagi ini seorang cewek berambut panjang dengan kepala masih terbalut perban karena masa pemulihan belum boleh di buka. kini dia sudah berkutat di dapur bikin nasi goreng kesukaan kak Naufal dia begitu antusiasnya menyiapkan bekal untuk orang yang dia cintai. akhirnya sudah siap bekal yang dia bikin untuk di berikan kepada Naufal. bekal tersebut di taro dalam tas kecil, sudah siap untuk berangkat senyumnya tidak luntur dari wajah Sasya. singkat Sasya pun sudah sampai di depan gerbang.

"Aku ke kelas kak Naufal dulu, pasti senang di kasih bekel." batin Sasya

Dia berjalan menelusuri koridor dengan bersenandung kecil dengan tangan membawa tas kecil berisi sekotak bekal, untuk diberikan kepada seseorang yang dingin, siapa lagi kalau bukan Naufal, dia terus berjalan mencari Naufal ada dimana dan akhirnya dia melihat Naufal di depan kelas 12 MIPA 2.

Naufal melihat Sasya mau menghampiri, dia langsung berlari pergi begitu saja.

"Sabar iya Sas, emang kayak gitu sifat Naufal, dingin kayak kulkas tujuh pintu?" ujar Dika.

"Sasya selalu sabar kak, hadapi sifat dingin kak Naufal," ujar Sasya tanpa menunggu jawaban dari Dika, dia pergi dari kelas 12 MIPA 2.

"Dimana yah, kak Naufal?" monolog Sasya.

"Nah itu kak Naufal." batin Sasya

Dia pun berteriak memanggil dan membuat langkah Naufal berhenti yang sudah hampir sampai masuk kelas.

"Kak Naufal tunggu, kenapa tadi di kelas dika kak tinggalin Sasya sih?" tanya Sasya, dengan nafas terengah-engah.

Tanpa menjawab pertanyaan dari Sasya, Naufal langsung bertanya apa tujuan cewek yang selalu saja mengganggu ketenangan seorang Naufal.

"Kenapa to the point aja langsung, gue lagi sibuk jangan buang waktu gue buat cewe caper kaya lo," balas Naufal, dengan muka datar.

"Kak Naufal, Sasya bawain makanan kesukaan kakak semoga kakak suka?" ujar Sasya.

"Nggak usah perhatian lo, sama gue," ujar Naufal.

Naufal berbalik badan berjalan menuju tong sampah dan langsung membuang makanan tersebut tanpa ada balas kasihan apa yang telah Sasya berikan.

"Jangan berharap, dengan lo kasih makan gue makan nggak," ujar Naufal.

Tanpa menunggu jawaban dari Sasya, Naufal langsung meninggalkan Sasya berdiri mematung, dengan mata sudah berkaca-kaca Sasya langsung menghapus dengan berteriak dan berkata.

"Aku perhatian sama kakak, karena aku cinta sama kak apa salah?" ujar Sasya.

"Membuat langkah Naufal berhenti, membuat dua manusia jadi pusat perhatian SMA matahari.

"Tapi dengan lo kaya gini cinta lo di bales nggak, yang ada gue ilfil," tekan Naufal.

"Aku tulus cinta sama kak, apa nggak ada rasa sedikit di hati kak untuk aku?" ujar Sasya.

"Itu nggak mungkin terjadi, jangan mimpi mengerti," ujar Naufal penuh penekanan.

Dia menjawab pertanyaan yang di ucapkan oleh Naufal yang menyakiti di relung hati kecilnya.

Cinta Tulus Tak Dianggap {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang