4. Mencari Ketenangan

834 372 40
                                    

Kring suara alarm, membangunkan Sasya.



"Sudah jam 6, sambil membuka mata, dia bergumam aku mandi dulu aja deh nanti tinggal ke sawah sama ayah," monolog Sasya.



Dia pun bangkit menuju kamar mandi. tidak berselang lama sasya sudah siap dan rapi, dia turun menemui keluarga untuk sarapan bareng, dia menghampiri sang bunda yang sedang menyiapkan sarapan, dia pun duduk dengan tenang.



"Loh sayang sudah rapi saja, mau ke mana si?" ujar Bunda Diana.



"Bunda lupa, kalau hari ini aku libur, aku mau ikut ayah ke sawah sekalian bantuin ayah," ujar Sasya.



"Astaghfirullah, maaf sayang bunda lupa?" ujar Bunda Diana.



"Iya nggak papa Bun." ujar Sasya.



"Iya sudah sayang sarapan dulu, ini bekel buat kamu sama ayah, kamu bawa iya buat makanan siang kalian nanti," ujar Bunda Diana.



"Makasih Bunda, abang sama ade mana bun kok nggak ikut sarapan?" ujar Sasya.



"Abang kamu sudah berangkat, sekalian anterin Aldin tadi pas kamu lagi mandi," ujar Bunda Diana.



"Iya sepi dong, nanti kalau aku sama ayah ke sawah abang sama ade juga lagi sekolah, bunda sendiri dong dirumah?" ujar Sasya.



"Nggak papa sayang." ujar Bunda Diana.



"Iya sudah, nanti aku pulang cepat biar bisa nemenin bunda?" ujar Sasya.



"Makasih sayang, perhatian banget sama bunda," ujar Bunda Diana.



"Sama-sama harus dong bunda, karena aku sayang sama bunda," ujar Sasya.



Selang beberapa menit ayah keluar dari kamar sudah rapi dengan pakaiannya begitu gagah dan ganteng kaya anak muda. ayah pun berjalan menghampiri sang istri dan putrinya yang sudah menunggu di ruang makan, ayah pun menyapa dengan kata yang manis, membuat hati mereka berdua berbunga-bunga.



"Selamat pagi, dua bidadari ayah?" ujar Ayah Toni.



"Pagi juga Ayah." ujar Bunda dan Sasya.



"Ayah, sarapan dulu biar semangat kerjanya," ujar Bunda Diana.



Mereka pun memulai sarapan pagi dengan keharmonisan keluarga. membuat mereka selalu bahagia menjalani hidup dalam kesederhanaan. tidak terasa mereka selesai sarapan pagi Sasya dan Ayah pun berpamitan kepada Bundanya untuk pergi ke sawah takut nanti kesiangan soalnya lokasi rumah ke sawah menempuh jarak yang jauh.



"Bunda, aku sama ayah berangkat dulu, Assalamualaikum," ujar Sasya.



"Waalaikumsalam, kalian hati-hati di jalan," ujar Bunda Diana.



"Siap Bunda." ujar Ayah dan Sasya.



Mereka pun berangkat setelah menempuh perjalanan jauh. akhirnya mereka sampai di sawah tempat ayahnya bekerja, dia pun turun dari motor dan melepas helmnya. dia pun melangkah untuk melihat gunung yang begitu indah di mata. dia juga kagum dengan keindahan persawahan, apalagi sekarang udaranya sejuk. dia begitu menikmati keindahan alam yang tercipta oleh sang maha kuasa.



"Waw, pemandangan disini bagus banget yah?" ujar Sasya.



"Iya nak, emang di sini pemandangan bagus," ujar Ayah Toni.



Ayah pun mulai bekerja dibantu oleh Sasya. setelah selesai dengan pekerjaan mereka pun duduk untuk makan siang. setelah mereka selesai makan siang, mereka bergegas untuk pulang langit sudah mendung mengadakan akan turun hujan. setelah mereka menempuh berjalan yang cukup jauh akhirnya mereka sudah sampai di depan rumah . Sasya pun turun dari motor. setelah Sasya turun. ayah pun langsung meletakan motornya di halaman rumah, mereka pun bergegas masuk ke dalam rumah untuk menemui sang Bunda.

Cinta Tulus Tak Dianggap {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang