34. Satu selimut tebal

401 38 5
                                    

➶ Setelah hari selesai kini semua budak akhirnya mendapatkan istirahat nya, Sanji jika sudah membasuh badan nya san kini bersiap untuk tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➶ Setelah hari selesai kini semua budak akhirnya mendapatkan istirahat nya, Sanji jika sudah membasuh badan nya san kini bersiap untuk tidur.

Ia juga mendapatkan lirikan tajam dari semua para penjaga, karena tuan tanah seperti memberikan perhatian lebih untuk Sanji.

Sanji membuka pintu kamarnya dan betapa terkejutnya ia melihat Zoro yang sudah berbaring di atas ranjang.

"Hei cantik" Sapanya dengan senyum paling menyebalkan.

Buru buru Sanji menutup pintu.

"Kau menungguku disini?"

"Memangnya tak boleh?"

Sanji pun duduk sebelah Zoro, "terserah kau saja."

"Kau lelah?" Zoro pun mengusap surai pirang nya.

"Kau cantik dengan rambut di ikat." Pujinya.

"Sepertinya kau akrab dengan budak lain nya."

"Iya, mereka baik."

"Baguslah, kau mendapatkan pengalaman apa hari ini?" Zoro pun menarik Sanji untuk duduk di pangkuan nya.

Tangan besar Zoro memeluk Sanji dari belakang dan menaruh kepalanya di bahu Sanji.

"Mereka menyukai masakanku." Sanji mulai bercerita.

"Olvia juga mengajariku tentang merawat kebun strawberry, aku juga bisa menebang pohon, dan kau tau ada anak kecil namanya Tobi, dia paling berisik di antara semuanya."

Zoro tersenyum mendengar cerita Sanji, ia baru kali ini melihat sisi Sanji yang lebih tenang, lebih banyak tersenyum.

Zoro bahkan tak pernah mendengar cerita tentang keseharian Sanji, memang keputusan yang sempurna untuk menjauhkan Sanji dengan perang dan masalah kerajaan.

Membiarkannya menenangkan diri dahulu, dan melupakan sejenak tentang status Rajanya.

"Kau suka memasak?"

"Ya kurasa, dulu aku pernah belajar memasak, tapi sudah lama aku tak mempraktekan nya."

"Jadi waktu tadi aku memasak rasanya seperti sedang mengingat masa lalu."

"Masak apa tadi?" Tanya Zoro.

"Sup ayam, lalu aku juga herhasil memanggang roti walaupun awalnya gosong." Sanji terkekeh pelan menunggukkan gigi gigi putihnya, Zoro pun ikut tersenyum melihatnya.

"Dan kau tau..." Sanji mulai mengadu, "para penjaga tadi mereka bilang ingin meniduriku, kah tau!" Sanji semakin menarapatkan tubuhnya pada Zoro.

"Salah satu diantara mereka juga memasukkan jarinya ke mulutku, entah untuk apa."

"Para penjaga melakukan itu padamu?"

Sanji mengangguk mencoba mencari pembelaan dari Zoro.

"Coba buka mulutmu." Sanji langsung menurutinya, ia menunjukkan mulutnya didepan Zoro.

DEMIGOD °zosan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang